Bilateral

Himami: Jangan Sampai Sufi Cuma Duduk-Duduk Di Masjid

KOMENTAR
post image

HIMPUNAN Alumni Maroko di Indonesia (Himami) mendapat pencerahan usai menyaksikan Direktur Akademi Kajian Sufisme dan Estetika Internasional, Syeikh Aziz Al Kubaity Al Idrissi Al Hassani berceramah di Graha Nurani, Jalan H. M. Noor No. 8, Pasar Minggu, Jakarta, (28/7).

Dewan Pembina Himami, Cecep Ahmad Jamaludin menyebut bahwa pencerahan yang didapat di antaranya cara pandang terhadap sufi yang berbeda.

Syeikh Aziz, kata Cecep, menerangkan bahwa seorang sufi harus turut berkontribusi dan memberi manfaat kepada masyarakat. Bukan malah berdiam diri di tempat ibadah.

“Jadi jangan sampai definisi sufi itu hanya duduk di masjid, menjadi mujahid dan hanya berwirid saja, tapi dia tidak memberikan manfaat kepada orang lain,” ujarnya kepada Kantor Berita RMOL.

Sufi harus memberi konstribusi yang luas, baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial. Cecep kemudian menguraikan buku Hilyatul Aulia karangan oleh Syeikh Abu Nuaym Ahmad Isfahani. Disebutkan bahwa sejak zaman Rasulullah, para sahabat merupakan seorang yang sufi.

“Tapi tidak hanya wirid, dan berzikir, Mereka juga bekerja memberikan kontribusi kepada masyarakatnya. Itulah, Islam yang sebenarnya, jadi itulah inti yang disampaikannya,” tandasnya.

Ceramah Syeikh Aziz turut dihadiri oleh perwakilan Kedutaan Maroko di Jakarta Counselor Mustafa Nakhlaoui dan Ketua Umum Himami Ilyas Marwal yang hadir bersama dewan penasehat, pembina, hingga pengurus Himami.

Foto Lainnya

Presiden Prancis dan Istri Jadwalkan Kunjungan ke Maroko

Sebelumnya

Dubes Benabdellah: Kami Rayakan Hari Tahta dengan Bangga

Berikutnya

Artikel Sahara