Politik Global

Maroko Minta Ijin PBB untuk Menindak Pemberontak

KOMENTAR
post image

Senin 7 Januari 2008 waktu setempat di Manhasset, New York, wakil dari pemerintah Maroko dan kelompok separatis Polisario bertemu kembali. Ini merupakan pertemuan ketiga setelah dua pertemuan sebelumnya menemui jalan buntu.

Sejatinya, pertemuan ketiga ini merupakan jawaban dari mulai menggeliatnya lagi gerakan separatis Polisario di wilayah Sahara. Kelompok yang dianggap ekstrimis dinilai telah melanggar kesepakatan yang dibuat dalam pertemuan Manhasset sebelumnya.

"Pemerintah Maroko berhak untuk mengambil tindakan apapun untuk menanggapi tindakan Polisario yang dibenci oleh rakyat Maroko," tulis Menteri Luar Negeri Maroko, Taieb Fihri seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/1).

Fihri mengungkapkan hal tersebut dalam surat yang dikirimkan ke Sekjen PBB, Ban Ki Moon. Dalam suratnya itu dikatakan perkembangan terakhir menunjukkan hal-hal yang bisa mengganggu kesuksesan pertemuan ketiga ini.

Sekedar informasi, Polisario sebagai kelompok yang menginginkan kemerdekaan Sahara mulai melakukan gerakan-gerakan pemberontakkan lagi.

Fihri juga meminta MINURSO, pasukan keamanan PBB di Sahara untuk menindak setiap gerakan yang bisa membahayakan perjanjiang gencatan senjata yang telah disepakati pemerintah Maroko dan Polisario.

Permintaan ini pertama kalinya diajukan oleh Maroko setelah 16 tahun hidup damai dengan kelompok pemberontak di bawah pengawasan PBB.

Saat ini, perundingan yang sedang dilakukan di New York tersebut juga di bawah pengawasan PBB. Perundingan kembali dilakukan untuk menyudahi konflik yang mirip dengan konflik Aceh yang telah berlangsung selama 32 tahun ini.

Foto Lainnya

Menlu Maroko dan Menlu Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan

Sebelumnya

Pemimpin-pemimpin Spanyol Memuji Kemajuan Maroko

Berikutnya

Artikel Sahara