Politik Global

Ould Souilem: Polisario Kini Hanya Boneka

KOMENTAR
post image

"Polisario adalah boneka Aljazair. Ia tidak lagi memperjuangkan kepentingan orang Sahara karena sudah didominasi oleh Aljazair."

Pengakuan itu meluncur dari mulut Ahmeddou Ould Souilem, salah seorang pendiri Polisario atau Popular Front for the Liberation of Saguia el-Hamra and Rio de Oro, yang awal bulan ini memutuskan kembali ke pangkuan Kerajaan Maroko.

"Keputusan Polisario bukan lagi untuk kepentingan orang Sahara," sambungnya.

Saguia el-Hamra dan Rio de Oro atau dikenal dengan Sahara Barat adalah wilayah di selatan Maroko. Menurut Polisario, Sahara Barat adalah negara berdaulat, dan karenanya harus memiliki pemerintahan sendiri. Klaim Polisario ini belakangan mulai kehilangan relefansi. Komunitas internasional, termasuk PBB, menganggap proposal otonomi khusus yang disampaikan Maroko merupakan jalan keluar yang paling baik untuk menghentikan konflik puluhan tahun ini.

Aljazair, negara tetangga Maroko, ikut andil dalam konflik tersebut. Aljazair menampung kelompok Polisario di perkemahan Tindouf yang terletak di dekat garis perbatasan dengan Maroko. Dari perkemahan Tindouf inilah Polisario yang telah dipengaruhi Aljazair melancarkan serangan hingga 1990-an lalu.

Keputusan Ould Souilem merupakan prestasi besar politik diplomasi pemerintah Maroko yang sejak tahun 1973 mendapat perlawanan hebat dari Polsario.

Keputusan Ould Souilem kembali ke pangkuan Kerajaan Maroko hanya sepekan sebelum delegasi Polisario dan Maroko memulai kembali pembicaraan damai di Oslo tanggal 9 Agustus lalu. Pembicaraan Oslo ini adalah kelanjutan dari empat pembicaraan di New York tahun lalu yang berakhir dengan kemenangan Maroko.

Foto Lainnya

Menlu Maroko dan Menlu Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan

Sebelumnya

Pemimpin-pemimpin Spanyol Memuji Kemajuan Maroko

Berikutnya

Artikel Sahara