Beberapa anggota Kongres Amerika Serikat telah mengirimkan surat pada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, untuk menyelesaikan proses politik yang sedang berlangsung tentang masalah Sahara, berdasarkan proposal otonomi yang dicetuskan Maroko.
Surat ini ditujukan kepada Ban Ki-Moon, pada hari Kamis lalu (29/4), jelang konsultasi Dewan Keamanan PBB dalam usaha memperpanjang mandat Organisasi PBB untuk Referendum di Sahara Barat (MINURSO), yang mengusung misi sebagai penjaga perdamaian di Sahara barat.
"Utusan Pribadi anda (Duta Besar Christopher Ross) harus memanggil para pihak, khususnya Aljazair, untuk serius terlibat dalam proses negosiasi dengan mempertimbangkan upaya yang dilakukan oleh Maroko sejak tahun 2006," dalam surat yang ditulis senator AS.
Menurut beberapa anggota Kongres AS, proposal otonomi Maroko telah sesuai dengan hukum internasional dan khususnya, dalam prinsip menentukan nasib sendiri, sebagai tujuan akhir guna mencapai situasi politik yang langgeng dan saling menerima.
"Setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan dan menyadari ketidakseimbangan dari pilihan referendum dan dalam menanggapi panggilan Dewan Keamanan untuk mencoba menemukan pilihan alternatif, Maroko telah mengajukan proposal otonomi yang fleksibel dan besar dalam upaya untuk memulai proses negosiasi," tulis surat tersebut.
Dalam isi surat tersebut, anggota Kongres pun menyampaikan kekhawatirannya dengan upaya yang terus dilakukan Aljazair dan front Polisario dalam menyimpangkan proses negosiasi politik.
Mereka menekankan bahwa keterlibatan Aljazair dalam konflik telah dikonfirmasi, oleh banyak laporan PBB dan laporan berbagai negara serta studi yang diterbitkan oleh LSM, dimana semuanya meminta Aljazair untuk terlibat secara konstruktif dalam menyelesaikan permasalahan regional Sahara.
