Para Saharawis mencari masa depan yang berbeda dari yang ditawarkan oleh Polisario, demikian kata salah satu mantan pemimpin Polisario, Ahmeddou Ould Souilem, kepada harian Panama La Estrella de Panama.

"Ruang gerak dan manuver Polisario semakin mengecil," tambah Souilem.

Menurut Souilem, Algeria dan Polisario tidak mau melakukan sensus secara demokrasi dan transparan atas populasi yang ditahan diluar kehendaknya di kamp-kamp mereka. Hal ini menjelaskan kenapa ada pelarian besar-besaran dari kamp-kamp tersebut menuju Maroko yang menyambut mereka dengan baik, jelasnya.

Menurutnya rencana otonomi Sahara oleh Maroko memberikan Saharawis kesempatan untuk membentuk masa depannya sendiri. Sebagai tambahan sebagian besar Saharawis mendukung rencana tersebut, yang juga merupakan solusi terbaik dalam mengakui hak Maroko atas Sahara.

Otonomi adalah sebuah proposal yang dinamis dan konsep yang praktis," papar Souilem.

Dia juga mengingatkan akan bahaya meningkatnya perdagangan senjata dan narkoba di wilayah tersebut.