Satu kelompok beranggotakan 41 orang, termasuk di dalamnya wanita dan anak-anak, melarikan diri dari penyiksaan di kamp milik Polisario, Tindouf, ke kota Dakhla, selatan Maroko.

Para pelarian menceritakan penderitaan dan ketidaksenangan populasi yang ditahan diluar kehendaknya di kamp tersebut. Sebagai tambahan mereka juga menyatakan jika para petinggi Algeria menggunakan Polisario untuk memecah belah wilayah Maroko.

Mereka juga menyatakan jika para pemimpin polisario terus mengeksploitasi penderitaan populasi, yang ditahan diluar kehendaknya, untuk menciptakan konflik palsu di wilayah Sahara Maroko dan melahap bantuan kemanusiaan internasional.

Beberapa minggu terakhir, ratusan warga Maroko, yang ditahan diluar kehendaknya oleh milisi polisario di kamp Tindouf, berhasil melarikan diri dan bergabung kembali dengan tanah air mereka, Maroko.