Pengakuan ini disampaikan Kepala Polisi Polisario, Mustapha Ould Salma Sidi Mouloud, yang berbicara di Smara, kota kecil di Provinsi Sahara, Maroko, hari Senin lalu (9/8).
Sidi Mouloud adalah korban penculikan yang dilakukan Polisario pada tahun 1979. Bersama keluarganya ia dibawa ke kamp Tindouf, di perbatasan Aljazair dan Maroko.
Menurut Sidi Mouloud, inisiatif yang ditawarkan Maroko ini memberikan kesempatan kepada orang Sahara untuk menata kehidupan mereka secara demokratis.
Sayangnya, lanjut Sidi Mouloud, Polisario tidak akan mengizinkan orang Sahara yang berada di Tindouf kembali ke Sahara.
Dalam kesempatan itu, ia juga memuji proses demokrasi yang berlangsung di Maroko di bawah Raja Muhammad VI. Selama ini, dia mengakui bahwa Polisario lah yang berusahan untuk memberikan gambaran yang keliru tentang Maroko kepada orang Sahara di Tindouf juga kepada dunia internasional.