Politik Global

Imam Sambut Baik Pembebasan Mustapha

KOMENTAR
post image
Pembebasan Mustpaha Selma Ould Sidi Mouloud yang ditangkap milisi Polisario di Kamp Tindouf, Aljazair, disambut baik.

Mustapha adalah Kepala Polisi Polisario, kelompok bersenjata yang didukung Aljazair untuk melepaskan Sahara dari Kerajaan Maroko. Awal Agustus lalu, ia kembali ke kampung halamannya di Smara, Maroko, untuk bertemu dengan ayahnya yang hidup terpisah dengan mereka sejak tahun 1975.

Saat berkunjung ke Smara itulah, Mustapha menyadari bahwa konflik panjang antara Maroko dan Polisario yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepentingan orang-orang Sahara yang berada di Tindouf.

Dalam jumpa pers di Smara ketika itu, ia mengatakan bahwa orang-orang Sahara di Tindouf harus berdialog langsung dengan Kerajaan Maroko. Adapun Polisario, sebutnya dikuasai oleh bukan orang Sahara.

Dia juga mengatakan mendukung usul otonomi khusus yang disampaikan Kerajaan Maroko setelah melihat langsung hasil pembangunan di Provinsi Sahara.

Pernyataan Mustapha ini jelas membuat marah teman-temannya di Polisario. Tanggal 21 September 2010 ia ditangkap dan disekap dalam penjara yang tidak diumumkan kepada publik.

Berbagai organisasi HAM internasional, termasuk dari Indonesia, menekan Polisario dan Aljazair agar melepaskan Mustapha. Sekjen PBB Ban Ki-moon juga diminta untuk memberikan perhatian serius atas masalah ini.

Di Jakarta, Asosiasi Persahabatan Indonesia-Maroko atau Sahabat Maroko yang mengikuti dari dekat perkembangan kasus Mustapha mengatakan bahwa yang paling penting lagi adalah memperhatikan substansi sikap yang disampaikan Mustapha mengenai isu Sahara.

“Pesan yang disampaikan Mustapha cukup jelas, bahwa hanya orang Sahara yang dapat memutuskan masalah Sahara. Adapun Polisario yang selama ini mengaku sebagai perwakilan Sahara, tetapi sebenarnya tidak, juga pemerintah Aljazair, hanya mengambil keuntungan untuk menekan Maroko,” ujar Sekretaris Jenderal Sahabat Maroko, Imam Soemarsono, di Jakarta (Kamis, 7/10).

Ia juga meminta PBB mengambil sikap yang lebih tegas untuk mengakhiri konflik Sahara.

“Mustapha tidak sendirian. Sebelum dirinya, banyak pemimpin dan tokoh Polisario yang menyadari kekeliruan dan telah kembali ke Maroko,” demikian Imam.

Foto Lainnya

Menlu Maroko dan Menlu Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan

Sebelumnya

Pemimpin-pemimpin Spanyol Memuji Kemajuan Maroko

Berikutnya

Artikel Sahara