Khaddafi telah berkuasa di negara itu selama 42 tahun. Sistem politik yang dia bangun tidak memiliki padanan dengan sistem politik di negara manapun di muka bumi ini. Ia bukan presiden, bukan perdana menteri, bukan juga raja. Namun yang jelas, kekuasaannya sangat besar dan bisa dikatakan tidak terbatas. Negara-negara barat selama ini cenderung bermain di dua kaki. Mengecam otokrasi Khaddafi di satu sisi, namun di sisi lain memberikan dukungan dengan imbalan minyak Libya.
Keikutsertaan anggota Polisario disampaikan mantan menteri imigrasi Libya, Ali Errichi, yang berbicara di Washington DC hari Jumat lalu.
"Jurubicara Dewan Transisi Nasional yang juga mantan menteri kehakiman, Mustapha Abdeljalil Boudjaj, mengecam tentara bayaran yang menginfiltrasi Libya yang terdiri dari orang-orang Mali, Nigeria dan sayangnya juga dari Polisario,” ujar Errichi kepada wartawan.
Seperti Boudjaj, Errichi kini berada di seberang Khaddafi. Mereka brusaha sekuat mungkin mengakhiri kekuasaan mantan atasan mereka itu.
Errichi mengatakan, dirinya sangat kecewa mengetahui kenyataan bahwa Polisario yang selama ini mengaku berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan juga melibatkan diri dalam plot pembantaian rakyat Libya.
Dalam kaitan itu, dia menyerukan kepada pemimpin-pemimpin di kawasan itu untuk mencegah kehadiran tentara bayaran di Libya yang digunakan dengan mudah oleh Khaddafi.