Menurut ke-12 anggota Kongres AS ini, draf referendum yang disusun badan konstituante itu membawa berbagai kemajuan yang signifikan dan memperkuat pondasi demokrasi Maroko. Badan konstituante tersebut dipilih Raja Muhammad VI, terdiri dari sejumlah pakar dan cendekiawan dan melibatkan berbagai stake holders kerajaan yang terletak di ujung barat Afrika Utara itu.
“Reformasi sosial dan politik yang dihasilkan dalam referendum itu merepresentasikan kemajuan yang signifikan dalam mencapai pemerintahan perwakilan yang efisien,” demikian antara lain tertulis dalam sepucuk surat yang dikirimkan untuk Raja Muhammad VI.
Surat itu ditandatangani oleh Steve Cohen dari Tennessee, Mario Diaz-Balart dari Florida, Gary Ackerman dari New York), Michael Grimm dari New Yok, Sheila Jackson Lee dari Texas, Billy Long dari Montana, James Moran dari Virginia, Christopher Murphy dari Connecticut, Charles Rangel dari New York), Dennis Ross dari Florida, Loretta Sanchez dari Kalifornia, dan Heath Shuler dari Karolina Utara.
“Reformasi konstitusi ini akan membuat Kerajaan Maroko mencapai sukses sebegai negara demokratis dan lebih mengedepankan prinsip kemanusiaan dalam melayani rakyat,” tulis mereka lagi.
Ke-12 anggota Kongres AS itu juga menyambut pembentukan Dewan Nasional untuk HAM dan Dewan Sosial Politik yang keberadaannya dijamin dalam konstitusi baru.