Informasi terkahir yang berkembangan menyebutkan "the first lady" di Tindouf, Khadija Hamdi, terlibat aktif dalam penyelundupan tersebut.
Sejak pertengahan 1970an Tindouf dikuasai oleh kelompok separatis Maroko, Polisario. Aljazair, juga Libya, mendukung kelompok separatis yang dipimpin Muhammad Abdelaziz ini. Sampai 1991 Maroko di satu sisi terlibat konflik bersenjata dengan Polisario yang mendapatkan bantuan dari Aljazair dan Libya. Menyusul genjatan senjata di tahun 1991, PBB mendirikan misi Minurso untuk membantu rekonsiliasi antara Maroko dan Polisario cs.
Menurut Morocco Board News Service yang diterbitkan keturunan Maroko di Amerika Serikat, document mengenai keterlibatan Khadija beredar di Tindouf. Dalam document itu disebutkan daftar sejumlah rekening bank asing dan berbagai document pendukung lainnya yang berkaitan dengan Khadija.
Informasi ini diperoleh dari seorang tokoh senior di Tindouf yang tak mau disebutkan namanya. Tokoh senior ini mengatakan, setelah mempelajari dokumen yang beredar itu, Abdelaziz segera menggelar pertemuan dengan para pembantunya. Ia juga memerintahkan agar aparat keamanan Polisario mencari tahu pihak mana yang membocorkan dokumen itu.
Selain Khadija, dal am document itu juga disebutkan bahwa mentor kebudayaan dan pertahanan Polisario, Mohamed Lamine El Bouhali, pun terlibat dal am penyelundupan.