Politik Global

Pemerintahan Polisario Diminta Membubarkan Diri

KOMENTAR
post image
Gelombang demokrasi pun tiba di kamp pengungsi Tindouf. Kelompok pemuda Saharawi meminta agar pemerintahan Polisario yang mereka anggap sebagai diktator membubarkan diri karena tidak mampu mengakhiri konflik dengan resolusi damai.

Kelompok pemuda dari klan Rguibat Oulad Daoud itu dalam pernyataan hari Senin lalu (5/12) berharap komunitas internasional dan PBB memberikan dukungan bagi upaya menghentikan konflik dan mengakhiri penderitaan orang Saharawi yang telah berada di kamp pengungsi itu sejak pertengahan 1970an.

“Kami ingin menemukan solusi yang damai dan adil untuk persoalan Sahara Barat,” sebut kelompok pemuda itu.

Kamp Tindouf adalah kamp yang ditempati kelompok Polisario yang mengklaim Sahara Barat sebagai negara yang berdaulat. Kamp ini berada di baratdaya wilayah Aljazair dekat perbatasan negara itu dengan Maroko.

Sikap pemuda Rguibat Oulad Daoud itu didasarkan pada sejumlah kondisi objektif. Antara lain, pembicaraan damai yang dilakukan Polisario dengan Maroko tidak membawa hasil apa-apa. Polisario bertahan pada sikapnya tanpa mau mempertimbangkan realita dan fakta.

Sementara selama berkuasa Polisario menekan dan tidak memberikan kebebasan kepada penghuni kamp untuk menyampaikan aspirasi mereka. Sejumlah laporan menyebutkan pelanggaran HAM di dalam kamp, termasuk terhadap anak-anak dan wanita.

“Polisario tidak bisa lagi berpura-pura menjadi satu-satunya perwakilan orang Sahara (dalam perundingan damai),” masih tulis pernyataan itu.

Foto Lainnya

Raja Maroko: Inisiatif Otonomi Sahara Didukung Banyak Negara Berpengaruh

Sebelumnya

Menlu Maroko dan Menlu Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan

Berikutnya

Artikel Sahara