Politik Global

Raja Maroko: Israel Ingin Hilangkan Identitas Arab, Islam dan Kristen

KOMENTAR
post image
Sepucuk surat telah dikirimkan Raja Muhammad VI dari Maroko kepada lima kepala pemerintahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Di dalam surat itu, Raja Muhammad VI meminta agar kelima kepala pemerintahan memperhatikan dengan serius situasi di Al Quds atau Jerusalem setelah Israel mengumumkan akan melanjutkan keinginan mereka mengubah status hukum kota suci itu. Keinginan Israel ini akan berdampak terhadap sisi historis, manusia maupun karakter spiritual Jerusalem.

Raja Muhammad VI merupakan Ketua Komite Al Quds di Organisasi Kerjasama Islam (OIC). Surat tersebut dikirimkannya hari Jumat lalu (30/3) kepada Presiden AS Barack Obama, Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Presiden Republik Rakyat China Hu Jintao, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron. "Belakangan ini saya sangat serius memperhatikan aktivitas pembangunan pemukiman di tanah orang-orang Palestina di Jerusalem, juga penggalian dan penghancuran rumah orang-orang Palestina di kota itu dan pemindahan paksa mereka," tulisnya dalam surat itu.

Dia juga mengatakan dirinya sangat terusik dengan invasi yang berulangkali dilakukan Israel ke kawasan Masjid Suci Al Quds.

"Jamaah tidak diberikan akses memasuki kawasan masjid untuk melaksanakan kewajiban agama mereka," tulisnya lagi.

Dia juga mengatakan, tindakan ilegal pemerintah Israel itu dilakukan untuk menghilangkan identitas Arab, Islam dan Kristen di Jerusalem.

Raja Maroko yang dianggap sebagai salah seorang reformis di dunia Timur Tengah dan negeri-negeri Muslim ini juga mengatakan bahwa tindakan Israel menjajah Palestina akan melahirkan konsekuensi yang sulit diprediksi mengingat situasi yang semakin rumit. Selain itu, Israel juga akan merusak semua peluang damai yang sedang diupayakan banyak kalangan.

"Tidak akan ada keadilan di Timur Tengah tanpa negara Palestina yang merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya, lingkungan yang damai dan aman, merdeka dan toleransi di antara semua umat beragama," demikian Muhammad VI.

Selain kepada kelima kepala negara yang memilik hak veto itu, Muhammad VI juga mengirimkan surat bernada sama kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon, Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy, Paus Benedict XVI dan Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova.

Foto Lainnya

Menlu Maroko dan Menlu Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan

Sebelumnya

Pemimpin-pemimpin Spanyol Memuji Kemajuan Maroko

Berikutnya

Artikel Sahara