Politik Global

Persahabatan Indonesia dan Maroko Semakin Erat

KOMENTAR
post image
Hubungan Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko dalam dua tahun terakhir semakin dekat. Jarak yang memisahkan kedua negara terbukti bukan hambatan yang berarti.

"Volume dagang kedua negara memang masih kecil. Namun memperlihatkan kenaikan yang cukup signifikan. Tahun lalu hanya sebesar 100 juta dolar AS. Sementara tahun ini, untuk paruh pertama saja, sudah 100 dolar AS," ujar Duta Besar Kerajaan Maroko, Muhammad Majdi, dalam jamuan makan malam di kediaman Duta Besar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (15/11).

Jamuan makan malam itu digelar untuk menyambut Ketua Persaudaraan Maroko-Indonesia, Mariam Ait Ahmed, yang sudah beberapa hari berada di Indonesia.

Turut hadir dalam jamuan makan malam itu Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko Teguh Santosa, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Sekjen PP Dewan Masjid Indonesia Imam Addaruqutni, dan anggota Komite Ekonomi Nasional Syafii Antonio.

Jamuan makan malam itu juga merupakan pertemuan pertama kedua perhimpunan.

Dalam sambutannya, Majdi juga mengatakan, Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko di Jakarta turut membantu hubungan diplomatik kedua negara.

Sementara Teguh Santosa dalam sambutannya mengatakan bahwa kedua negara bagaikan saudara tua yang terpisahkan begitu jauh secara geografis. Namun sejak awal dia merasa yakin jarak bukanlah hambatan utama. Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko yang berkantor di Jakarta didirikan dua tahun lalu. Setahun kemudian perhimpunan yang sama didirikan di Rabat.

"Jarak jelas bukan masalah. Apalagi kini dunia benar-benar bisa kita kantongi. Kami percaya hubungan people to people merupakan pondasi penting yang harus dimiliki," ujarnya.

Adapun Mariam Ait Ahmed menyampaikan rasa gembira karena akhirnya dapat berkunjung ke Indonesia. Sejauh ini ia sudah mengunjungi beberapa kota di Indonesia. Di mulai dari Surabaya dan Malang. Dia juga mengunjungi Jogjakarta dan Madiun. Dalam kunjungan ini Mariam memberikan kuliah umum di sejumlah universitas di Indonesia. Ia juga direncanakan hadir dalam peringatan ulang tahun ke-100 Muhammadiyah yang akan digelar di Gelora Bung Karno (GBK) hari Minggu mendatang (18/11).

"Indonesia negeri yang luar biasa. Saya yakin hubungan baik kedua negara akan semakin meningkat," ujar keturunan pengelana Maroko, Ibnu Batutah ini.

Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, kini sudah saatnya Indonesia mempertimbangkan penguatan hubungan yang jauh lebih signifikan dengan Indonesia. Selain karena masyarakat kedua negara diikat oleh prinsip-prinsip Islam yang moderat, Indonesia dan Maroko juga memiliki kelebihan komparatif yang bila digabungkan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat kedua negara.

"Maroko memiliki posisi yang sangat strategis, karena ia merupakan pintu ke kawasan-kawasan lain di dunia, Eropa, Afrika, Timur Tengah juga Amerika," ujar Din Syamsuddin.

Dalam kesempatan itu Din Syamsuddin juga menyampaikan keinginannya bergabung dalam Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko yang dipimpin Teguh Santosa.

Foto Lainnya

Menlu Maroko dan Menlu Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan

Sebelumnya

Pemimpin-pemimpin Spanyol Memuji Kemajuan Maroko

Berikutnya

Artikel Sahara