Konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah secara tidak langsung telah menyeret Maroko sebagai negara yang turut terlibat aktif dalam penyelesain konflik tersebut.

Keterlibatan peran Maroko ini dikarenakan negara tersebut telah berkomitmen kepada dunia Arab dan dunia internasional. Pasalnya sebagai negara anggota aktif dari Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), serta merupakan bagian dari anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Maroko mau tidak mau harus terlibat dan bertanggung jawab dalam mengupayakan perdamaian di Suriah.

"Akibatnya, Kerajaan Maroko telah dan akan aktif terlibat dalam misi pengamat Liga Arab dan misi pengamat PBB yang ditetapkan dalam rencana PBB untuk menyelesaikan krisis Suriah," ujar Raja Muhammad VI dalam sebuah suratnya untuk peserta pertemuan Friends of Syria di Marrekesh, Maroko.

Selain itu, Raja Muhammad VI juga menyebut bentuk tanggung jawab Maroko terhadap Suriah telah diperlihatkan sejak negaranya turut aktif dalam setiap pertemuan Friends of Syria digelar, yaitu pada saat di Tunisia, Istanbul dan Paris.

Tidak hanya itu, berbagai langkah konkret pun diperlihatkan oleh Maroko sebagai bentuk kepeduliannya itu. Misalnya, lanjut Raja Muhammad VI, saat Maroko menanggapi permintaan untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada rakyat Suriah, Kerajaan Maroko segera meresponnya dengan mendirikan rumah sakit yang menyediakan perawatan medis dan operasi bagi para pengungsi di Camp Zaatari, di perbatasaan Suriah dan Yordania.

Selain itu, Raja Maroko juga mengatakan bahwa Kerajaan Maroko akan terus memberikan berbagai bentuk dukungan kepada pengungsi tersebut, baik secara langsung ataupun melalui Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi di perbatasan Turki dan Yordania. Di perbatasan tersebut, Kerajaan Maroko juga telah mengirim sejumlah bantuan makanan dan sejumlah tenda untuk mengantisipasi cuaca dingin.