Politik Global

Hubungan Polisario dan Kelompok Jihadis Mali Terkuak

KOMENTAR
post image
Sesungguhnya Aljazair adalah salah satu pemain kunci dalam isu keamanan di wilayah Sahel. Aljazair bersama Mali, Mauritania dan Niger, sejak tahun 2010 lalu mendirikan organisasi keamanan bersama, Center d'Etat-major Operationnel Conjoint (CEMOC), untuk selain mengontrol berbagai bentuk penyelundupan di kawasan strategis itu, juga untuk meng-counter aktivitas kelompok teroris.

Namun di sisi lain, Aljazair juga dinilai tidak terlalu tegas dan serius dalam hal ini. Sikapnya mendua karena di saat yang sama Aljazair masih menggunakan kartu Polisario untuk memperkuat kesan dominasinya di kawasan Afrika utara dan Sahel. Polisario adalah kelompok yang mengklaim sebagai pemilik sah Sahara Barat atau Provinsi Sahara milik Kerajaan Maroko.

Frente Popular de Liberación de Saguía el Hamra y Río de Oro atau Front Polisario didirikan di kamp Tindouf yang ada di kawasan baratdaya Aljazair dekat perbatasan dengan Maroko pada pertengahan 1970an silam. Di masa Perang Dingin itu, Aljazair dan Uni Soviet menggunakan Polisario dan Republik Demokratik Arab Sahrawi (RDAS) yang didirikannya sebagai alat untuk menyingkirkan Maroko dan dominasi Barat di kawasan itu demi mendapatkan akses ke Samudera Atlantik.

Pasca Perang Dingin, kehadiran Polisario dan RDAS di Aljazair menjadi persoalan baru, tidak hanya bagi negeri itu, melainkan juga bagi kawasan Sahel. Satu per satu negara yang mengakui Polisario dan SDAR menarik dukungan. Begitu juga dengan lembaga bantuan kemanusiaan yang sebelumnya getol memberikan sumbangan mulai menarik diri atau setidaknya mengurangi bantuan kemanusiaan.

Sejumlah laporan meragukan jumlah pengungsi di dalam kamp. Laporan-laporan lain menemukan praktik korupsi dan penyelundupan bantuan kemanusiaan ke negara-negara lain di Sahel. Setelah kehilangan sumber keuangan dari berbagai negara dan lembaga kemanusiaan, milisi Polisario dikabarkan mulai terlibat dalam berbagai aktivitas penyelundupan sampai penculikan.

Milisi Polisario pun disebutkan ikut dalam pertempuran di Libya tahun lalu bersama barisan pendukung Muammar Kadhafi. Libya di masa Kadhafi, seperti halnya Aljazair, juga merupakan salah satu donor setia Polisario.

Terakhir, milisi Polisario ditemukan terlibat dalam aksi terorisme di utara Mali. Keterlibatan itu dilaporkan Le Figaro dan France 24 dalam laporan mengenai pertempuran besar antara pasukan Mali yang didukung Prancis melawan kelompok radikal beraliran Al Qaeda, MUJAO, di Tigharghar.

Disebutkan bahwa milisi Polisario bergabung dengan Brigade Tarik Ibn Ziyad yang dipimpin Abdelhamid Abouzeid. Tak kurang dari 43 anggota kelompok teroris tewas dalam pertempuran itu. Beberapa yang tewas adalah anggota Polisario yang bergabung dengan kelompok ini. Brigade ini disebutkan sebagai salah satu kelompok yang beroperasi di bawah kendali Gerakan Tauhid dan Jidah Afrika Barat (MOJWA, MUJWA atau MUJAO).

Kelompok yang dipimpin Walid Abu Sarhaoui ini adalah pecahan dari Al Qaeda di Afrika Utara (AQIM).

Milisi Polisario juga tertangkap hidup dalam penyisiran di sejumlah kota di Mali yang dilakukan pasukan Mali dan Prancis.

Foto Lainnya

Menlu Maroko dan Menlu Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan

Sebelumnya

Pemimpin-pemimpin Spanyol Memuji Kemajuan Maroko

Berikutnya

Artikel Sahara