Menyusul resolusi baru Dewan Keamanan PBB akhir pekan lalu yang memperpanjang misi misi perdamaian PBB, MINURSO, tanpa memperluas mandatnya, kelompok Polisario meningkatkan tekanan dan povokasi dengan menggunakan simpatisan mereka yang ada di Sahara Maroko.
Morocco World News melaporkan tak lama setelah DK PBB mengumumkan resolusi baru yang tidak mencantumkan mandat mengawasi pelaksanaan HAM di Sahara Maroko dan Kamp Tindouf di Aljazair, sekitar 100 remaja menggelar demonstrasi di Laayoune. Mereka juga menyerang dan melempari polisi yang berjaga-jaga di dekat demonstrasi dengan batu.
Tak kurang dari delapan polisi dikabarkan terluka akibat hujan batu itu dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
MNW melaporkan, sejumlah saksi mata dari unsur masyarakat menyaksikan kelompok pemuda ini menekan polisi dan memancing polisi untuk bertindak keras. Namun polisi dalam posisi bertahan dan akhirnya menjadi korban.
"Sebelum protes dimulai, saya tahu kelompok pro-Polisario berharap polisi bertindak keras, lalu mereka akan memotretnya dan memuatnya di YouTube dan kemudian menuding Maroko melanggar HAM orang Sahara," ujar Mohamed Salem, seorang pemilik toko di Jalan Es-Smara di Laayoune.
"Saya senang karena mereka (polisi) bertindak bijaksana dan tidak terpancing," tambahnya lagi.
Maroko menentang pencantuman mandat pengawasan HAM sebagai salah satu tugas MINURSO yang bertugas di kawasan itu sejak 1991 karena memiliki bukti dan dugaan kuat berkaitan dengan pelanggaran prinsip imparsialitas anggota MINURSO. Maroko tidak ingin mandat baru itu akan digunakan sebagai alat politik untuk memojokkan negara di arena internasional.
Dukungan mengalir untuk Maroko, dan memaksa Amerika Serikat menarik proposalnya. Perubahan sikap AS ini juga terjadi setelah Raja Muhammad VI berbicara lewat telepon dengan Presiden Barack Obama.
Dewan Keamanan PBB akhirnya setuju tidak mencantumkan klausul itu. MINURSO diperpanjang hingga tahun depan.