Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengagumi proses reformasi di Kerajaan Maroko. Obama memuji upaya Raja Muhammad VI yang memungkinkan reformasi itu melesat begitu cepat dan membuat Maroko menjadi teladan bagi kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.
Dukungan dan pujian itu, menurut pihak Kerajaan Maroko, disampaikan langsung Obama yang menghubungi Raja Muhammad VI via telepon hari Kamis kemarin (9/5).
Sebelumnya, tanggal 12 April lalu Raja Muhammad VI mengirimkam sepucuk surat kepada Obama berkaitan dengan persoalan Sahara Maroko. Di dalam surat itu, Raja Muhammad VI menyampaikan kekhawatiran apabila misi perdamaian PBB di Sahara Maroko, MINURSO, diperpanjang dengan penambahan mandat pengawasan HAM.
Raja Muhammad VI mengatakan, tentu dirinya tidak anti pada isu HAM. Bahkan Maroko adalah salah satu negara di kawasan itu yang memiliki komitmen cukup tegas dan terukur dalam melindungi HAM. Persoalannya adalah, penambahan mandat itu dapat dimanfaatkan pihak lain untuk merusak proses pembicaraan damai yang kembali dibuka sejak 2007 lalu.
Menurut keterangan pihak Kerajaan, Obama membalas surat itu dua hari kemudian.
Pembicaraan via telepon antara Obama dan Muhammad VI juga membahas koresponden mereka mengenai situasi terakhir di Sahara. Raja Muhammad VI mengucapkan terima kasih karena Obama telah memberikan instruksi yang tegas dan jelas kepada delegasi Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB yang terlibat dalam pembahasan resolusi perpanjangan mandat MINURSO. Keterlibatan Obama ini merupakan bukti bahwa kedua negara memiliki hubungan baik yang terjalin cukup lama.
Maroko adalah negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Amerika Serikat pada 1776.
Obama dan Muhammad VI juga sepakat untuk mengintensifkan konslutasi politik dan mengadakan pertemuan dan menjalin hubungan persolan secara rutin untuk membahas isu ini.
Juga dibicarakan upaya memperkuat dialog strategis kedua negara yang telah dilakukan tahun lalu. Obama pun mengatakan dirinya merasa perlu berkomunikasi dengan Muhammad VI dalam sejumlah isu seperti isu Suriah, Palestina dan Mali. Obama mengakui Maroko memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi dalam isu-isu ini.
Di akhir pembicaraan Obama mengundang Raja Muhammad VI berkunjung ke Washington DC. Begitu juga sebaliknya, Raja Muhammad VI mengundang Obama ke Rabat.