Ada cara unik yang ditunjukkan oleh Kerajaan Maroko dalam mendukung proses perdamaian di Mali. Jika lazimnya, bantuan yang diberikan berupa makanan, obata-obatan, dan uang, Maroko justru memberikan pelatihan bagi 500 ulama Mali di negaranya.
Kepastian itu diperoleh setelah Pemimpin Maroko Raja Muhammad VI bertemu dengan Presiden Mali Ibrahim Baubacar Keita pada Jumat (20/9) waktu setempat di istana negara, Bamako. Dalam pertemuan itu, sebagaimana dilansir MAP (Minggu, 22/9), dilakukan penandatanganan perjanjian mengadakan pelatihan bagi ulama Mali.
Berdasarkan perjanjian yang sesuai dengan keinginan dari Raja Muhammad VI dan Presiden Ibrahim Boubacar Keita tersebut, Maroko akan melatih sebanyak 500 ulama Mali selama beberapa tahun ke depan. Ini merupakan bagian dari kontribusi Maroko untuk merekonstruksi Mali untuk mengatasi ancaman ekstremisme.
Dalam pelatihan itu, ulama Maroko akan belajar mengenai Islam Sunni dan hukum Islam, serta nilai-nilai toleransi dan keterbukaan. Dengan program ini, kedua negara berkomitmen untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas pembangunan, pemerintahan politik, dan teritorial yang baik.