Pemerintah Republik Haiti baru-baru ini mengumumkan penarikan dukungan terhadap kelompok separatis Polisario. Penarikan dukungan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Haiti tanggal 2 Oktober lalu.
Polisario adalah kelompok separatis yang mengklaim kemerdekaan Sahara Barat dari Kerajaan Maroko menyusul berakhirnya penjajahan Spanyol di wilayah selatan Maroko itu pada pertengahan 1974 lalu. Eksistensi Polisari merefleksikan persaingan politik antara Maroko dan negeri tetangganya Aljazair mengingat Polisario dibidani oleh Aljazair, dan pada faktanya markas Polisario juga berada di Kamp Tindouf yang merupakan wilayah Aljazair.
Juga berkembang bahwa konflik antara Maroko dan Aljazair tersebut adalah warisan Perang Dingin yang lalu.
Haiti baru mengakui Republik Demokratik Arab Sahrawi yang didirikan Polisario pada tanggal 22 November 2006. Namun dukungan itu hanya berusia kurang dari 7 tahun.
"Keputusan ini ditujukan untuk memfasilitas upaya penyelesaian sengketa melalui Dewan Keamanan PBB," tulis Kemlu dalam keterangan persnya.
Juga disebutkan, pemerintah Haiti mendorong agar konflik tersebut diselesaikan dalam meja perundingan yang didasarkan pada keinginan tulus untuk mengakhirinya.
Haiti juga menyatakan mendukung proposal yang diajukan Maroko yakni memberikan otonomi khusus bagi Sahara Barat.