Mustafa Kamal Minta Ross Intervensi Kamp Tindouf dan Selamatkan Keluarganya

KOMENTAR
post image
Mustafa Kamal Ould Sidi Mouloud baru-baru ini mengirimkan sepucuk surat untuk Utusan Sekjen PBB, Christopher Ross. Di dalam surat itu mantan komandan Polisario itu kembali meminta PBB memberikan bantuan untuk keamanan dan keselamatan keluarganya yang masih berada di kamp Tindouf, di Aljazair.

Drama Mustafa Kamal dimulai setelah pada Agustus 2010 ia mengunjungi keluarganya di Smara, Maroko. Itu adalah pertemuan pertama mereka sejak Mustafa Kamal memilih bergabung dengan Polsiario di Aljazair pada pertengahan 1970an. Dalam pertemuan itu, Mustafa Kamal melihat sendiri pembangunan wilayah Sahara di Maroko.

Dalam jumpa pers yang digelarnya ketika itu, Mustafa Kamal meminta pemimpin Polisario yang lain memperhatikan perkembangan di Maroko. Dia juga mengatakan, proposal otonomi khusus yang ditawarkan Maroko sebagai jalan keluar yang paling kredibel dan bertanggung jawab untuk mengakhiri konflik panjang tersebut.

Dalam perjalanan kembali ke Tindouf ia diculik dan dijebloskan ke balik jeruji sebelum akhirnya melarikan diri ke Mauritania.

Bulan Oktober 2013 Mustafa sempat bertemu dengan Ross di Mauritania, dan dalam kesempatan itu ia menyampaikan permohonan agar PBB turun tangan untuk menyelamatkan keluarganya yang masih berada di Tindouf.

"Seperti yang Anda ketahui, Tuan Utusan Sekjen PBB, saya dideportasi dari kamp Sahrawi di Aljazair (Tindouf) ke Mauritania pada akhir November 2010. Sejak itu saya dan keluarga menanti solusi untuk bersatu kembali," tulis Mustafa Kamal.

"Saya tidak diizinkan menginjakkan kaki di tanah Aljazair dan keluarga saya tidak diizinkan bergabung dengan saya di Mauritania," sambungnya.

Dia juga mengatakan telah melakukan banyak hal agar bisa bersatu dengan keluarganya. Misalnya, Mustafa Kamal telah menghubungi Kantor Pengungsi di Mauritania dan Aljazair. Dia juga pernah meminta agar pemerintah Mauritania dan LSM kemanusiaan membantu masalah ini.

"Saya hanya mendapatkan satu tawaran dari Kantor Pengungsi yakni mengungsi ke Finlandia tanpa keluarga saya," tulis Mustafa Kamal.

"Bersama ini saya memperbaharui permintaan saya agar bisa bersatu kembali dengan keluarga, dan garansi atas hak saya untuk berpergian dan kebebasan berbicara," demikian Mustafa.

Foto Lainnya