Seperti Kerajaan Maroko di bulan Juli 2011 lalu, Tunisia akhirnya mengamandemen konstitusi mereka untuk menjawab sejumlah tantangan baru dalam demorkatisasi yang baru saja brgulir di negeri itu.
Dalam peresmian konstitusi baru itu, Tunisia mengundang pihak Kerajaan Maroko. Maroko dianggap berhasil dalam mengelola proses demokratisasi di negara itu ketika kawasan Afrika Utara dihumbalan gelombang ketidakpuasaan rakyat.
Maroko yang memiliki tradisi demokrasi sejak lama merupakan satu-satunya negara Afrika Utara yang selamat dan tidak terganggu oleh Arab Spring Uprising itu.
Hari Kamis lalu, Pangeran Moulay Rachid dari Maroko pun tiba di Tunis, mewakili kakaknya, Raja Muhammad VI. Peresmian konstgitusi baru dilakukan hari Jumat kemarin.
Presiden Tunisia, Moncef Marzouki, menyambut kehadian Pangeran Rachid. Dutabesar Maroko untuk Tunisia, Mohamed Frej Doukkali, juga ikut menyambut Pangeran Rachid bersama Konjen Maroko di Tunis, Jamal Hassan.
Sehari kemudian, Pangeran Rachid bertemu dengan Perdana Menteri Tunisia, Mehdi Jomaa.
Kepada Perdana Menteri Jomma, Pangeran Rachid menyampaikan penghargaannya atas komitmen Tunisia memperkuat pondasi demokrasi dengan melakukan sejumlah hal termasuk mengamandemen konstitusi agar lebih dapat menjawab aspirasi rakyat Tunisia yang terus berkembang.