Raja Mohammed VI menyerukan bahwa negara-negara Arab harus mengatasi perbedaan dan membangun solidaritas tinggi terutama terkait perkembangan terutama yang terjadi di Palestina,
Melalui pidato yang dibacakan oleh Perdana Menteri Abdulillah Benkirane dalam pembukaan Arab Summit ke-25 yang digelar di Kuwait pada Selasa (25/3) dan dijadwalkan berakhir hari ini.
Hal tersebut sekaligus menegaskan dukungannya dan negara-negara Arab lainnya terkait pembicaraan damai Palestina dengan Israel yang didasarkan pada resolusi PBB dan Arab Peace initiative.
"Di tengah perubahan regional dan internasional cepat mempengaruhi dunia, telah ada perkembangan penting berkaitan dengan Palestina, khususnya pengakuan Palestina oleh PBB melalui pemberian status negara observer non-anggota, serta masuknya Palestina ke UNESCO sebagai anggota penuh," kata Benkirane.
Selain itu, melalui pidato yang dibacakan oleh Benkirane tersebut, Raja Mohammed VI juga mengapresiasi upaya dari pemerintah Amerika Serikat, Palestina, dan Israel yang bersedia kembali ke meja perundingan untuk mencari kesepakatan mengenai permasalahan tersebut.
"Saya ingin menekankan bahwa Arab Peace Initiative tetap menjadi usulan yang realistis untuk mencapi perdamaian yang komprehensif yang akan menguntungan daerah dan dunia," jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga mengaskan komitmen negara-negara Arab untuk mendukung keberhasilan negosiasi damai sejalan dengan Arab Peace Initiative bukan hanya dalam perundingan damai, tapi juga dalam menjamin proses hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara independen serta hidup berdampingan dengan damai.
Malasah Palestina dan Suriah menjadi dua sorotan utama dalam acara yang dihadiri oleh 22 negara anggota Liga Arab tersebut.