Untuk mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata, Raja Maroko Muhammad VI baru-baru ini secara resmi meluncurkan program yang diberi nama Rabat Kota Cahaya, Maroko Ibukota Kebudayaan.
Raja Muhammad VI meluncurkan program itu pada hari Senin lalu (12/5). Direncanakan program pembangunan dan revitalisasi ibukota Maroko itu akan menelan biaya sebesar 9,4 uta dirham, dimulai tahun ini hingga 2018.
Program ini adalah bagian dari rencana merevitalisasi Rabat secara umum dan diperkirakan menelan biaya18 juta dirham.
Dalam peluncuran itu, Wali Kawasan Rabat-Salé-Zemmour-Zaer yang juga gubernur Prefektur Rabat, Abdelouafi Laftit, menjelaskan program ini di hadapan Raja Muhammad VI.
Program ini akan membuat ibukota Maroko itu bersaing dengan kota-kota utama di dunia. Ada tujuh area utama dalam program ini, yakni promosi peninggalan budaya Rabat, melindungi kawasan hijau, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan sosial, memperkuat pemerintahan. revitalisasi keharmonisan masyarakat perkotaan, mendorong aktivitas ekonomi dan memperkuat infrastruktur.
Sementara Dirjen Dana Pembangunan Pariwisata Maroko, Tarik Senhaji, mengatakan sebuah program yang diberi nama Wessal Bouregreg juga akan dikerjakan secara bersamaan. Program ini akan mengintegrasikan pembangunan di pusat kota Rabat.
Proyek yang satu ini diperkirakan akan menelan biaya sebesar 8,7 miliar dirham AS, serta meningkatkan perekonomian, terutama dari sektor-sektor pariwisata.
Termasuk di dalamnya adalah pembangunan Rabat Grand Theater yang direncanakan memiliki 2.000 seats. Selain juga juga akan dibangun Museum Nasional Arkeologi dan Geologi.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Dewan Pembangunan Lembah Bouregreg, Lamghari Essakl, mengatakan program ini akan memperkuat infrastruktur budaya, serta akan menjadi masterpiece yang menyatukan modernitas dan tradisionalitas. [mel]