KANTOR anti penipuan Eropa atau European Anti-fraud Office (OLAF) menemukan adanya penyelundupan atas bantuan makanan yang semestinya diterima oleh para pengungsi Sahrawi di kamp Tindouf di Ajazair.
Setelah OLAF melakukan investigasi selama tiga tahun, ditemukan bahwa penyelundupan bantuan itu terjadi dalam skala besar dan dalam kurun waktu yang cukup lama.
Bantuan makanan itu sendiri diketahui berasal dari sejumlah pendonor, termasuk dari Komisi Eropa.
Dalam investigasi yang dilakukan dengan sejumlah cara termasuk wawancara itu juga ditemukan bahwa justru sebagian penyelundupan bantuan makanan tersebut diorganisir oleh pejabat Saharawi itu sendiri.
OLAF mulai melakukan investigasi setelah diutus oleh badan perlindungan sipil dan bantuan kemanusiaan (DG ECHO) yang menduga terjadi penyelundupan bantuan di kamp pengungsi Sahrawi tahun 2003 lalu.
Dugaan itu muncul setelah ditemukannya banyak bantuan makanan yang berasal dari Eropa yang semestinya diterima oleh pengungsi Sahrawi justru ditemukan dijual di pasar-pasar sub-Sahara, terutama di Mauritania dan Mali. Bahkan, bantuan makanan tersebut sebagian juga dijual kepada para pengungsi Sahrawi yang semestinya menerimanya secara gratis.
Sejumlah modus yang dilakukan dalam melakukan penyelundupan tersebut adalah dengan mengalihkan bantuan saat tiba di kota pelabuhan Oran Aljazair atau dialihkan dalam perjalanan dari Oran menunju Rabouni.
Laporan hasil investigasi tersebut menjadi hal yang disembunyikan selama beberapa tahun karena alasan politis. Pasalnya, Aljazair diduga ikut berperan menjadi perantara di kota pelabuhan Oran itu.
Bukan hanya itu, OLAF juga menemukan bahwa baik pemerintah Aljazair maupun kubu Polisario sama-sama tidak memeuhi permintaan PBB soal pembaharuan data terkait jumlah pengungsi Sahrawi. Hal itu ikut menjadi salah satu faktor mengapa penyalahgunaan bantuan makanan bisa terjadi.
Aljazair sendiri pada tahun 2004 lalu memperkirakan ada sekitar 158 ribu pengungsi Sahrawi. Sedangkan Polisario menyebut ada sekitar 200 ribu pengungsi. Padahal, menurut data yang ditemukan OLAF dengan merujuk pada data dari Joint Research Centre (JRC) Komisi Eropa dan data satelt OLAF, ditemukan bahwa jumlah pengungsi diperkirakan lebih rendah, yakni sekitar 91 ribu.
Uni Eropa sendiri telah memberikan bantuan ke kamp pengungsian Tindouf sejak tahun 1975. Sejak saat itu, sekitar 10 juta euro digelontorkan setiap tahunya. [SMC]