PILOT project pendidikan imam dan alim ulama Kerajaan Maroko resmi dimulai hari Jumat pekan lalu (27/3). Dibuka Raja Muhammad VI, lembaga pendidikan itu diharapkan dapat mengembangkan pengaruh praktik keagamaan di Maroko, sekaligus menangkal radikalisme dan fundamentalisme.
Pembangunan Institut Pelatihan Imam dan Alim Ulama ini memakan biaya sebesar 230 dirham dan menerima siswa tidak hanya dari Maroko, melainkan dari negara-negara Arab, Afrika dan Eropa.
Institut ini juga memperlihatkan komitmen kaum ulama Maroko mempertahankan tradisi Islam yang toleran dan terbuka berdasarkan doktrin Anshaari dan mahzab Maliki.
Seperti dikutip dari Maroc.ma, disebutkan bahwa Institut Pendidikan Imam dan Alim Ulama yang berada di kawasan Universitas Madinat Al Irfane ini melengkapi berbagai institusi pendidikan keagamaan di Maroko yang telah ada sebelumnya serta berperan dalam rangka melindungi identitas Maroko dan membela nilai-nilai moderat, keterbukaan dan toleransi.
Juga disebutkan bahwa Institusi ini memiliki 1.000 kursi yang tersedia untuk mahasiswa, dengan bangunan di atas tanah seluas 28,687 meter persegi. Di dalam bangunan Institut ini juga terdapat fasilitas penunjang seperti kelas amphitheater, dan ruangan praktik komputer serta hall multifungsi. Selain itu juga dibangun sebuah masjid megah yang diberi nama Al Oukhoua Al Islamia.
Adapun mahasiswa Institut ini dapat menggunakan 310 kamar yang ada di dalam kompleks.
Saat ini ada 150 imam dan mursyid dari Maroko yang sedang mengikuti pendidikan di tempat itu. Selain dari Maroko, siswa lain berasal dari Mali sebanyak 212 pelajar, Tunisia sebanyak 37 siswa, 100 mahasiswa dari Guinea dan 75 mahasiswa dari Pantai Gading.
Pembangunan Institut ini dilakukan Menteri Urusan Islam. Batu pertama pembangunan diletakkan pada 12 Mei 2014. SMC