SEKRETARIS Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mendesak agar sensus segera dilakukan di Kamp Tindouf di Aljazair yang menjadi markas kelompok Polisario.
Sensus ini, menurut Ban Ki-moon dalam laporan memgenai situasi di Sahara Barat perlu dilakukan untuk mengetahui persesis berapa jumlah pengungsi yang berada di kamp itu dan dari mana mereka berasal.
"Saya terus mempertanyakan jumlah pengungsi yang membutuhkan bantuan," tulis Ban Ki-moon dalam laporan itu.
Ini adalah kali pertama Sekretaris Jenderal PBB mendesak sensus dalam laporan tahunan mengenai Sahara Barat.
Pemerintah Maroko sudah sejak lama meminta agar sensus digelar di Tindouf. Maroko curiga, Polisario dan Aljazair membesar-besarkan jumlah pengungsi dengan tujuan memperbesar daya tawar menghadapi Maroko.
Polisario dan Aljazair mengatakan, pengungsi di Tindouf berjumlah sekitar 155 ribu orang. Sementara sejumlah organisasi kemanusiaan memperkirakan jumlah pengungsi di tempat itu tidak melebih 100 ribu orang.
Laporan terbaru dari European Union Anti-Fraud Office (OLAF) memperlihatkan bahwa bantuan kemanusiaan yang diberikan berbagai lembaga internasional antara 2003 hingga 2007 dijual petinggi Polisario kepada pasar gelap di Aljazair, Mauritania dan Mali.
Dalam laporan OLAF bulan Februari lalu disebutkan penyelundupan ini terjadi karena jumlah pengungsi dibesar-besarkan oleh Polisario dan Aljazair. [SMC]