MAROKO merupakan salah satu negara favorit bagi pelajar Indonesia yang hendak melanjutkan pendidikan terutama dalam ranah agama.
"Kerjasama pendidikan antara Maroko dan Indonesia telah dijalin sejak bertahun-tahun yang lalu," kata Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia, Mohamed Majdi, dalam acara "4th Meeting of Indonesian Alumni from Moroccoan Universities" di Hotel Borobudur, Jakarta (Selasa, 19/5).
Dubes Majdi menjelaskan, setiap tahun Maroko memberikan sekitar 50 beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke Maroko.
"Walaupun tidak semua, namun mayoritas di antaranya mengambil studi agama," jelas Dubes Majdi.
Menurutnya, banyak mahasiswa Indonesia yang mengambil studi agama ke Maroko karena kesamaan karakteristik serta nilai-nilai yang dianut kedua bangsa.
"Maroko dan Indonesia berbagi kesamaan nilai-nilai toleransi dan moderat," sambungnya.
Maroko dan Indonesia, sambung Dubes Majdi, merupakan negara yang sama-sama memiliki penduduk Muslim. Namun hal itu tidak menjadikan Maroko ataupun Indonesia sebagai negara Islam.
Kepada Kantor Berita Politik RMOL, salah seorang pelajar Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di jurusan Dirasat Islamiyah, Nadya Haq, menjelaskan alasan ketertarikannya memperdalam ilmu agama di Maroko. Yaitu karena Maroko memiliki sistem pendidikan yang baik.
Terlebih lagi, Islam yang dianut Maroko dan Indonesia merupakan Ahlusunnah wal Jamaah. Maroko menganut mazhab Maliki dan Indonesia dengan mazhab Syafii.
"Sistem pendidikan di Maroko amat baik dengan kompetensi yang ketat," tandas Nadya yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Ibnu Thufail Kenitra itu. [SMC]