MAROKO dan Indonesia merupakan dua negara yang memiliki akar sejarah hubungan bilateral yang baik. Terjalinnya hubungan baik itu dilandasi oleh sejumlah persamaan karakteristik yang dimiliki oleh kedua negara.
Begitu dikemukakan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Mohamed Majdi dalam acara "4th Meeting of Indonesian Alumni from Moroccoan Universities" yang digelar di Hotel Borobudur Jakarta (Selasa, 19/5).
"Hubungan Indonesia dan Maroko diliputi dengan berbagi nilai toleransi dan moderat," katanya.
Sama halnya seperti Indonesia, menurutnya, Maroko sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, memisahkan ranah agama dengan politik.
"Tidak ada ruang bagi proyek politik dalam wilayah agama. Sehingga agama tidak menjadi objek untuk kekuasaan," jelasnya.
Hal tersebut diamini oleh salah seorang akademisi senior yang pernah mengenyam pendidikan di Maroko, Arwani Sirodji yang turut hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut.
"Maroko merupakan negara yang moderat baik dalam beragama maupun politik, sama halnya seperti di Indonesia," ujar Arwani di hadapan belasan alumni sejumlah universitas di Maroko dan sejumlah staf Kedutaan Besar Maroko di Indonesia.
Terkait moderat dalam beragama, jelasnya, Maroko merupakan negara mayoritas Muslim dengan sejumlah kelompok minoritas, termasuk Yahudi.
"Tapi seperti di Indonesia, kelompok mayoritas dan minoritas bisa hidup berdampingan tanpa adanya diskriminasi," ujar Arwani.
Sedangkan moderat dalam berpolitik, tambahnya, pasca reformasi 1998, Indonesia mampu mempertahankan kestabilan politiknya tanpa memicu terjadinya konflik berkelanjutan di masyarakat. Hal itu tercermin dalam pelaksanaan pemilihan umum 2014 lalu.
Kestabilan politik serupa juga terjadi di Maroko. Kata Arwani, Maroko tidak terpengaruh ketika terjadi gelombang reformasi yang terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah seperti Tunisia, Mesir, Suriah, dan Yaman.
"Saat perang berkelanjutan masih terjadi seperti di Suriah dan Libya, Maroko masih mampu stabil," ujar Arwani.
"Hal itu menunjukkan bagaimana moderatnya masyarakat Maroko sehingga bisa mengedepankan keutuhan bangsa ketimbang kepentingan politik semata," tandasnya.[SMC]