RMOL. Berbagai elemen politik Libya menandatangani Perjanjian Politik Libya di Skhirat, Maroko, Sabtu malam (11/7). Dalam perjanjian itu antara lain disebutkan kesepakatan gencatan senjata dan pembentukan pemerintahan bersatu.
“Rakyat Libya mengarahkan pandangan mereka pada pertemuan ini dan mereka memiliki harapan di tangan kalian yang menyusun perjanjian politikm perjanjian Skhirat. Kita semua berharap (Perjanjian Skhirat) akan mengakhiri konflik yang telah menghancurkan negara ini,” ujar Utusan Khusus Sekjen PBB Bernardino Leon dalam pertemuan yang dihadiri diplomat negeri-negeri Arab dan Barat.
Leon menegaskan, perjanjian damai ini merupakan sebuah langkah penting. Dia juga mengatakan, pintu tetap terbuka bagi kelompok-kelompok politik di Libya yang tidak hadir dalam pertemuan di Skhirat itu.
Masih menurut Leon, walau perjanjian damai telah ditandatangani namun pekerjaan berat masih menanti di depan mata.
“Rakyat Libya harus bisa memetik buah dari perdamaian ini dengan segera,” ujarnya.
Leon juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Raja Muhammad VI yang memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan pertemuan damai ini. [dem]