Amerika Serikat mau tidak mau melibatkan diri dalam ketegangan yang terjadi menyusul kekeliruan yang dilakukan Sekjen PBB Bank Ki-moon terkait status Sahara Barat seperti yang disampaikan diplomat senior Korea Selatan itu saat mengunjungi Aljazair beberapa waktu lalu.
Pemerintah AS hari Sabtu (19/3) secara tegas menyatakan dukungan terhadap posisi Kerajaan Maroko dalam sengketa ini. Sikap ini sejalan dengan sikap Dewan Keamanan PBB yang juga menyesalkan pernyataan Ban Ki-moon.
Dalam pernyataan yang disampaikan jurubicara Perwakilan Tetap AS di PBB, pemerintah AS mendukung usulan perdamaian yang disampaikan Maroko dalam berbagai forum pembicaraan damai terkait sengketa ini.
“Bagi kami, otonomi khusus seperti yang disampaikan Maroko adalah rencana yang serius, realistis dan credible. Ini mewakili pendekatan paling potensial yang dapat memuaskan aspirasi Sahara Barat,” tulis jurubicara Misi AS di PBB, Kurtis Cooper.
“Kami akan tetap mendukung proses perdamaian yang dipimpin PBB untuk menciptakan perdamaian yang berkesinambungan dan berdasarkan keputusan yang disetujui bersama untuk mengakhiri konflik Sahara Barat,” sambungnya.
Pernyataan AS ini disampaikan setelah hari Jumat sebelumnya, jurubicara PBB, Stephane Dujaricc, mengatakan bahwa Sekjen PBB Ban Ki-moon kecewa karena Dewan Keamanan PBB tidak memberikan dukungan terhadap pernyataan yang disampaikannya. Ketika berkunjung ke Aljazair tanggal 5 Maret, Ban Ki-moon menggunakan istilah pendudukan Maroko di Sahara Barat, yang sama sekali tidak dikenal dalam pembicaraan damai di PBB. SMC