SETELAH Turki dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan mengenai kontrol terhadap arus pengungsi dari Irak dan Suriah, kelihatannya Maroko akan menjadi tempat tujuan berikutnya dari pengungsi yang ingin menyelamatkan diri dari kekejaman perang dan kelompok teroris ISIS.
Harian Al Ahdath Al Maghribia dalam laporan edisi akhir pekan mengatakan bahwa kontrol ini akan menjadi ancaman baru bagi Maroko dan tetangganya Spanyol.
"Pemerintah Spanyol tidak menutupi ketakutan mereka akan bahaya yang akan menyapu Maroko dan Spanyol, terutama dua kota Maroko yang masih diduduki Spanyol, Ceuta dan Melilla," tulis harian itu.
Juga disebutkan, walaupun harga yang lebih mahal karena Maroko berada jauh dari pusat konflik, tetapi Maroko dan Spanyol tetap merupakan yang paling aman bagi penyusup.
Jalur dari Maroko ke Spanyol sejauh ini dianggap sebagai jalur aman bagi penyusup dibandingkan jalur yang menghubungkan Tunia dan Libya ke Italia karena kehadiran ISIS di Libya.
Menurut laporan UNHCR, Maroko merupakan satu-satunya negara yang paling aman di kawasan itu.
Saat ini setidanya 3.000 pengungsi Suriah berada di Maroko. Jumlah ini bisa jadi bertambah secara signifikan setelah perjanjian penutupan perbatasan Turki dan Uni Eropa itu. SMC