KONSPIRASI Aljazair dengan kelompok Al Qaeda di Maghribi (AQIM) kembali jadi pembicaraan hangat di kalangan pengamat keamanan dan terorisme Afrika Utama dan Timur Tengah.
Medi1 TV dalam talkshow Rabu malam pekan lalu (23/3) membicarakan laporan intelijen yang menyebutkan bahwa Aljazair dan AQIM memiliki kesepakatan rahasia di balik krisis penyanderaan di kilang gas Ain Amenas pada Januari 2013.
Dalam program berjudul 60 Minutes Pour Comprendre televisi yang berada di Tangier itu mengudarakan rekaman pembicaraan di antara penyandera. Dalam pembicaraan itu disebutkan bahwa pimpinan AQIM Mokhtar Belmokhtar menjalin kesepakatan dengan perwira tinggi Aljazair.
Operasi rahasia itu diberi nama Signed in Blood atau Tantatangan Darah. AQIM adalah kelompok teroris yang dipimpin oleh teroris-teroris dari Aljazair.
Rekaman itu menggarisbawahi keterlibatan militer Aljazair di balik pembunuhan warganegara asing yang menjadi sandera. Penyanderaan berakhir dengan kematian 40 sandera dari 10 negara. Di pihak teroris sebanyak 29 orang tewas.
Pembicaraan via telepon itu pun mengkonfirmasi temuan Wikileaks yang mempublikasikan e-mail rahasia Hillary Clinton saat masih menjadi Menteri Luar Negeri AS.
Dalam salah satu e-mail dengan judul Latest French Intel on Algeria Hostage tanggal 18 Januari 2013 yang dikirimkan oleh sahabat lama dan orang kepercayaan Clinton, Sidney Blumenthal.
Dalam e-mail itu disebutkan bahwa Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika sangat terkejut dan kehilangan orientasi oleh serangan ke kantung penyanderaan. Sementara pejabat militer Aljazair khawatir operasi itu akan menghidupkan kembali perang saudara yang pernah terjadi.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk menyerang kantong penyanderaan dan menjadikan keselamatan sandera sebagai pertimbangan kedua. SMC