KERAJAAN Maroko selalu melihat keamanan dan stabilitas negara-negara Teluk sebagai bagian penting dari konsep keamanan dan stabilitas dalam negerinya.
Hal ini ditekankan Raja Muhammad VI ketika berbicara dalam pertemuan antara Maroko dan negara-negara Teluk di Riyadh, Arab Saudi (Rabu, 20/4).
“Apapun yang melukaimu, juga melukai kami, dan apapun yang mengganggumu pun mengganggu kami,” ujar Muhammad VI sambil menambahkan menjaga keamanan tidak hanya merupakan kewajiban diri sendiri, melainkan juga kewajiban bersama.
Maroko secara konsisten memperlihatkan sikap ini dalam semua situasi dan keadaan. Misalnya dalam menghadapi konflik dan gejolak di negara-negara Teluk seperti dalam Perang Teluk hingga krisis Yaman.
“Ini adalah situasi serius yang terbentuk dari kejahatan luar biasa, generalisasi secara umum dan ketidaktulusan, dimana di satu sisi ada persahabatan dan persekutuan, tetapi di sisi lain menikam dari belakang,” katanya lagi.
Muhammad VI juga mengatakan bahwa saat ini kawasan ini menghadapi konspirasi yang berusaha merusak keamanan bersama.
Menurut Muhammad VI, ada kelompok yang secara khusus berusaha menciptakan ketidakstabilan di kawasan, dan tujuan mereka antara lain mengganggu Maroko dan Jordania yang sejauh ini dikenal sebagai salah satu pilar penting penopang stabilitas kawasan.
“Kita semua menghadapi masalah dan ancaman yang sama,” ujarnya lagi sambil menambahkan bahwa upaya menciptakan ketidakstabilan di kawasan akan terus dilakukan oleh kelompok tertentu itu.
Maroko juga tengah menghadapi musuh yang dengan menggunakan segala macam cara berusaha merusak keamanan dan stabilitas Maroko, termasuk dengan berupaya mendelegitimasi kehadiran Maroko di Sahara.
Disebutkannya juga bahwa pertemuan Maroko dan negara-negara Teluk berlangsung di tengah situasi sulit akhir-akhir ini, terutama yang berkaitan dengan kekerasan menyusul upaya mengganti rezim di Suriah, Irak dan Libya. Akibat dari situasi konflik ini, tak sedikit rakyat di kawasan ini yang terusir dari rumah mereka atau tewas. SMC