KERAJAAN Maroko mengizinkan sebanyak 25 staf Minurso kembali ke tempat kerja mereka di Laayoune, Maroko. Sebelumnya, Maroko memulangkan 84 staf sipil Minurso menyusul blunder politik yang diciptakan Sekjen PBB Ban Ki-moon bulan Maret lalu.
Kantor berita Reuters mengutip pernyataan seorang sumber yang tidak disebutkan namanya mengenai hal ini.
Adapun diplomat Maroko di Jakarta membenarkan hal tersebut.
Hubungan Maroko dan Sekjen PBB Ban Ki-moon memburuk setelah Ban Ki-moon mengeluarkan pernyataan yang dinilai banyak kalangan membahayakan pembicaraan damai yang sedang dilakukan PBB dalam menengahi sengketa Sahara Barat.
Dalam kunjungan ke Tindouf, Aljazair, antara tanggal 5 hingga 7 Maret, Ban Ki-moon mengatakan bahwa Maroko menduduki (Occupation) Sahara. Sementara istilah ini sama sekali tidak pernah digunakan dalam berbagai pembicaraan damai yang digelar PBB.
Kecewa atas tindakan Ban Ki-moon itu, Maroko melancarkan kecaman keras diikuti langkah memulangkan staf sipil Minurso dari Tindouf. Atas kekeliruannya itu Ban Ki-moon menyampaikan permohonan maaf. Dia pada akhirnya sadar bahwa pernyataannya telah membuat keruh suasana.
Sikap Maroko mulai berubah setelah Dewan Keamaan PBB kembali mengeluarkan resolusi yang memperpanjang masa tugas Minurso selama satu tahun pada 30 April.
Di dalam Resolusi 2285 itu DK PBB meminta agar Minurso kembali difungsikan. DK PBB juga meminta Sekjen PBB memberikan laporan mengenai pengembalian fungsi Minurso itu dalam waktu 90 hari. SMC