KERAJAAN Maroko ingin bergabung kembali dengan Uni Afrika (AU) yang diringgalkannya 32 tahun lalu. Selama masa itu Maroko menjadi satu-satunya negara di Afrika yang tidak menjadi negara Uni Afrika walaupun ikut melahirkannya pada awal era 1960an.
Keputusan Maroko untuk bergabung lagi dengan AU diumumkan Raja Mohammed VI, dalam pesan bertanggal 17 Juli 2016, ditujukan kepada Pertemuan Tingkat Tinggi ke-27 Uni Afrika, yang akan berlangsung di ibukota Rwanda, Kigali.
Maroko mengundurkan diri dari Uni Afrika pada tahun 1984 sebagai bentuk protes atas pengakuan yang diberikan organisasi itu kepada negara boneka Republik Sahara yang didirikan kelompok separatis Polisario dan mendapatkan dukungan dari Aljazair.
Menurut Raja Mohammed VI, telah tiba waktunya bagi Maroko mendapatkan kembali tempatnya di Uni Afrika. Maroko merupakan salah satu negara yang ikut meletakkan pondasi AU dalam pertemuan di Kasablanka tahun 1961. Pada tahun 1963 Maroko ikut menandatangani traktat pendirian Organisasi Persatuan Afrika (OAU) di Addis Ababa, Ethiopia.
Di sisi lain belakangan ini, dukungan negara-negara Afrika terhadap negara boneka di Sahara berkurang secara signifikan. Ini tampaknya ikut mendorong keputusan Maroko kembali ke komunitas AU. Di sisi lain, Afrika membutuhkan Maroko sebagai salah satu negara penting di kawasab itu.
"Teman-teman kami telah lama meminta kami untuk kembali di antara mereka sehingga Maroko kembali. Waktu itu telah datang," kata Mohammed VI.
Ia menambahkan bahwa melalui tindakan bersejarah ini, Maroko akan berusaha untuk bekerja mengatasi perpecahan di dalam Uni Afrika.
"Maroko adalah negara Afrika dan akan selalu begitu," tegas Mohammed VI dalam salah satu bagian surat. SMC