Bergabung Dengan UA, Maroko Semakin Leluasa Membangun Afrika

KOMENTAR
post image
KEPUTUSAN Kerajaan Maroko bergabung dengan Uni Afrika dinilai tepat dan merupakan langkah positif untuk memperkuat peranan negara itu dalam proses pembangunan dan perdamaian di benua itu.

Selama ini walaupun merupakan satu-satunya negara Afrika yang bukan anggota Uni Afrika, Maroko memiliki kontribusi yang tidak kecil baik secara ekonomi maupun politik di benua itu.

Demikian disampaikan Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko dan Koordinator Solidaritas Indonesia untuk Sahara Teguh Santosa dalam keterangan yang diterima redaksi.

Teguh mengatakan, Maroko adalah salah satu negara Afrika yang berhasil mengelola demokrasi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berarti. Maroko terbilang gemar memberikan bantuan kepada negara-negara Afrika lain yang mengalami berbagai masalah.

"Keputusan Maroko untuk bergabung dengan Uni Afrika seperti yang disampaikan Raja Muhammad VI dalam KTT ke-27 Uni Afrika merupakan kabar gembira bagi Afrika," ujar Teguh yang juga dosen hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan London School of Public Relations (LSPR) Jakarta.

"Maroko akan semakin leluasa memainkan peranan positif mereka selama ini, terutama dalam hal menjawab berbagai isu mutakhir di Afrika, seperti terorisme, penyelundupan. kemiskinan dan imigran gelap," katanya lagi.

Di tahun 1984, Kerajaan Maroko memutuskan keluar dari Organisasi Persatuan Afrika (OAU), nama lama Uni Afrika. Keputusan keluar dari OAU itu sebagai bentuk protes karena Uni Afrika menerima Republik Demokratik Arab Sahrawi yang didirikan kelompok separatis Polisario yang didukung Aljazair.

Maroko merupakan salah satu negara yang ikut membidani kelahiran UA pada awal era 1960an. Pada masa itu bersama beberapa negara, Aljazair, Mesir, Guinea, Ghana, Libya dan Mali, Maroko mendirikan Grup Kasablanka. Di sisi lain, Liberia, Nigeria, Sebegal, Kamerun dan beberapa negara bekas jajahan Prancis membentuk Grup Monrovia.

Pada tahun 1963, dalam pertemuan di Addis Ababa, Ethiopia, kedua grup ini sepakat untuk bergabung dan mendirikan OAU. SMC

Foto Lainnya