SEKJEN PBB Ban Ki-moon prihatin dengan ketegangan yang tengah antara Kerajaan Maroko dan kelompok separatis Polisario yang didukung Aljazair, di Guerguerat, dekat perbatasan Maroko dengan Mauritania.
Hal itu disampaikan Sekjen PBB dalam pernyataan tertulis hari Minggu (28/8).
"Sekretaris Jenderal sangat peduli atas ketegangan yang berkembang di Jalur Buffer di baratdaya Sahara antara batas pasir Maroko dan perbatasan Mauritania," tulisnya.
Pernyataan Ban Ki-moon sebagai respon atas tuduhan yang disampaikan oleh pimpinan baru Polisario, Brahim Ghali. Menurut Polisario, Maroko melanggar perjanjian damai yang ditandatangani pada 1991 karena menduduki Guerguerat.
Sementara pihak Maroko memiliki alasan kuat untuk mengirimkan pasukan keamanan ke Guerguerat yang berada di dalam teritori Maroko, yakni untuk untuk membersihkan Guerguerat dari aktivitas penyelundupan dan terorisme.
Sebelum Ban Ki-moon memberikan respon, pasukan penjaga perdamaian Minurso telah lebih dahulu melakukan penyelidikan di kawasan itu dengan mengerahkan tim pengamat dari udara maupun darat. Minurso menyimpulkan, tidak menemukan kehadiran militer Maroko untuk maksud seperti yang dituduhkan Polisario.
"Minurso tidak menyaksikan kehadiran militer atau peralatan militer di jalur buffer," ujar deputi jurubicara PBB Farhan Haq dalam keterangan tanggal 18 Agustus.
Juga disebutkan bahwa Minurso menyaksikan kendaraan civil yang melintasi tembok pasir di kawasan itu.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa Polisario sengaja melemparkan isu tentang aktivitas militer Maroko untuk menaikkan suhu ketegangan di kawasan itu setelah gagal mendapatkan simpati dan dukungan dari berbagai lembaga internasional dan PBB. SMC