PERAN Aljazair dibongkar oleh Dutabesar Maroko di PBB, Omar Hilale, ketika berbicara dalam sidang Komisi Empat PBB di New York (Senin, 10/10).
Hilale mengatakan, Aljazair bertanggung jawab terhadap sengketa berusia empat dekade itu. Berbagai bukti dia sampaikan di hadapan sidang.
Terlepas dari berbagai bantahan yang disampaikan Aljazair selama ini, sebut Dubes Hilale, tanggung jawab Aljazair dalam sengketa ini tidak terbantahkan. Dengan demikian, Aljazair tidak pantas disebut sebagai negara pemantau atau observer, karena terlibat aktif dan langsung mengendalikan konflik.
"Siapa yang menciptakan Polisario dan menyediakan bantuan politik dan militer selama 40 tahun? Dia bukan negara observer. Dia adalah Aljazair. Siapa yang memobilisasi semua aparatus diplomat untuk memusuhi negeri tetangga, Maroko? Ini bukan negara observer. Ini Aljazair," ujar Dubes Hilale.
Dia juga mengatakan, pemerintah Aljazair menghabiskan miliaran dolar AS dari pajak yang dibayarkan rakyat Aljazair untuk membiayai Polisario.
"Siapa yang menghabiskan miliaran dolar AS dari pembayar pajak Aljazair untuk mendanai grup separatis yang terbukti memiliki hubungan dengan jaringan terorisme regional dan internasional? Dia bukan negara observer. Dia adalah Aljazair. Siapa yang menolak membuka anggaran untuk membiayai Polisario kepada parlemennya sendiri. Aljazair," katanya lagi.
Hilale juga menambahkan, Aljazair menyerukan pemisahan Sahara Barat di tahun 2001 ketika mantan Menlu AS James Baker sedang berusaha untuk mencari solusi damai antara Maroko dan Polisario.
"Siapa yang secara resmi menolak draf Kerangka Kesepakatan damai yang disusun Baker tahun 2002? Aljazair," masih ujar Omar Hilale.
Pada bagian akhir, Hilale mengatakan masih dengan nada keras, bahwa Aljazair terus menerus mengelabui komunitas internasional dan membohongi rakyatnya sendiri di balik status palsu. SMC