DARI 19 perjanjian kerjasama antara Maroko dan Rwanda yang ditandatangani bersamaan dengan kunjungan Raja Muhammad VI ke Rwanda, adalah kesepakatan membangun kerjasama bidang agrikultur.
Hari Kamis kemarin (20/10), Raja Muhammad VI dan Presiden Rwanda Paul Kagame menghadiri upcara peluncuran kerjasama agrikultur itu.
Upacara diawali dengan laporan Menteri Agtikultur dan Perikanan Aziz Akhannouch di hadapan kedua kepala negara mengenai garis besar kerjasama ini yakni untuk membantu Rwanda mendapatkan keuntungan dari pengalaman Maroko. Terutama yang berkaitan dengan kampanye Green Plan Moroccan.
Diluncurkan pada 2008, program ambisius ini bertujuan menjadikan agrikultur sebagai sektor unggulan pembangunan ekonomi Maroko. Kebijakan ini, sebut Akhannouch, memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan rumah tangga petani kecil dan meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Adapun program kerjasama pertanian Rwanda dan Maroko didasarkan pada keahlian Maroko dan potensi yang dimiliki Rwanda. Program ini juga akan mempromosikan kerjasama teknik di sektor infrastruktur irigasi dan kesehatan hewan.
Ini juga berarti Rwanda akan mendapatkan manfaat dari keahlian lembaga keuangan Maroko seperti Groupe Crédit Agricole, Mutuelle Agricole Marocaine d'Assurances (MAMDA) serta OCP Group, terkait integrasi pertanian kecil dalam sistem pendanaan dan asuransi multi risiko.
Menteri Akhannouch juga menggarisbawahi, bahwa Maroko pada tanggal 22 November ini akan menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim COPP22, yang berarti kesempatan Maroko mempromosikan inisiatif ambisius ini semakin terbuka lebar.
Setelah laporan Menteri Akhannouch, kedua kepala negara memimpin penandatanganan empat perjanjian mengenai implementasi dari kersepakatan kerjasama sektor pertanian Maroko dan Rwanda. SMC