KELOMPOK masyarakat Sharawi di Kamp Tindouf mendesak pemerintah Aljazair mengeluarkan kartu asilum untuk mereka, atau membiarkan mereka meninggalkan kamp itu dan mencari negara lain yang mau mengeluarkan kartu asilum.
Sudah bukan rahasia lagi, ada kesan pemerintah Aljazair dan kelompok Polisario yang didukung negara itu menjadikan pengungsi di kamp yang berada di dekat perbatasan dengan Maroko sebagai sandera politik untuk menekan Maroko.
MoroccoWorldNews.Com baru-baru ini menerima rilis pernyataan yang dikeluarkan oleh Forum for Autonomists in Tindouf (Forsatin) yang mengilustrasikan penderitaan yang dialami pengungsi setiap hari di Kamp Tindouf di dalam genggaman Aljazair dan Polisario.
Menurut rilis itu, Aljazair hanya memberikan status kebangsaan kepada orang Sahrawi yang memang berada di Aljazair dan memberikan keistimewaan kepada mereka sebagai warganegara di seluruh wilayah negara itu. Sementara orang-irang Sahrawi yang datang dari kawasan selatan tidak mendapatkan hak serupa.
Forsatin mengatakan, selama orang Sahrawi di Tindouf mendapatkan bantuan dari UNHCR maka selama itu pula mereka dikategorikan sebagai pengungsi.
“Mengapa mempertahankan pemenjaraan orang Sahrawi dan menipu mereka dengan kartu identitas yang tidak memiliki tujuan selain untuk mengatur hubungan mereka dengan negara tuan rumah dan untuk membuat negara tuan rumah mudah mengontrol setiap gerakan mereka, dan menjaga orang-orang Sahrawi dengan kelompok bersenjata yang disebut sebagai tentara dari sebuah negara,” tulis Forsatin lagi.
Rilis ini disampaikan terkait dengan penolakan Aljazair untuk memberikan status asilum kepada orang Sahrawi yang bisa membongkar jumlah pengungsi sebenarnya di Kamp Tindouf.
Dengan memberikan kartu asilum, maka bantuan kemanusiaan untuk pengungsi di Kamp Tindouf akan berakhir, karena sebagai pencari suaka atau asilum, orang-orang Sahrawi menjadi tanggung jawab negara tuang rumah, dalam hal ini Aljazair.
Sementara, bantuan kemanusiaan dibutuhkan oleh elit Polisario, baik sebagai klaim politik, maupun sebagai sumber pendapatan.
“Bahaya dari memberikan status pencari suaka adalah akan menghentikan bantuan kemanusiaan ke kamp itu dan membuat orang-orang Sahrawi bisa tinggal di Aljazair secara normal dan melakukan perjalanan ke negara-negara lain. Artinya, ini akan mengakhiri Kamp Tindouf selamanya, dan tersisa di sana hanyalah Polisario dan kelompok bersenjata. Pada akhirnya ini akan menjadi gerakan bersenjata tanpa basis rakyat, tanpa institusi, tanpa negara, tanpa warganegara,” demikian Forsatin. SMC