RAJA Muhammad VI meninggalkan Rwanda hari Minggu (23/10) dan melanjutkan perjalanannya menuju Tanzania.
Seperti halnya kunjungan ke Rwanda yang berhasil menorehkan sejumlah perjanjian kerjasama kedua negara, kunjungan Raja Maroko ke Tanzania juga dimaksudkan untuk memperkuat hubungan Maroko dan Tanzania, terutama di bidang politik dan ekonomi.
Setelah Tanzania, negara ketiga yang akan disinggahi Raja Muhammad adalah Ethiopia yang merupakan tuan rumah Uni Afrika.
Kunjungan ke ketiga negara di kawasan timur Afrika ini adalah yang pertama yang dilakukan Raja Muhammad sejak dinobatkan sebagai raja pada Juli 1999.
Kunjungan ini dilakukan tiga bulan setelah Raja Muhammad VI menyampaikan keinginannya membawa Maroko kembali bergabung dengan Uni Afrika dalam dalam sepucuk surat yang dibacakan pada Pertemuan Ke-27 Uni Afrika di Kigali, Rwanda, bulan Juli 2016.
Menjelang kunjungan Raja Muhammad VI ke Tanzania, Menteri Luar Negeri Tanzania, Augustine Mahiga, menyampaikan dukungan negara itu terhadap keputusan Maroko kembali ke Uni Afrika.
"Tanzania dan seluruh Afrika akan mendapatkan manfaat besar dari keputusan Maroko untuk kembali (ke Uni Afrika) karena (Maroko) telah mengakumulasi pengalaman dan keahlian di beberapa area kunci," ujar Menlu Mahiga.
"Sebagai anggota Uni Afrika, kami menyambut keputusan Maroko untuk kembali ke UA, dan Tanzania tentu saja akan mendukung keputusan ini," sambungnya.
Pada tahun 1984 Maroko keluar dari Organisasi Afrika Bersatu (OAU) yang merupakan cikal bakal Uni Afrika. Keputusan keluar diambil karena organisasi itu menerima Negara Demokrati Arab Sahrawi yang merupakan negara boneka ciptaan Aljazair bergabung dalam OAU.
Tanzania, Rwanda dan Ethiopia awalnya memiliki hubungan diplomatik dan mendukung negara boneka itu. Namun belakangan ketiga negara ini mengikuti jejak banyak negara lainnya yang akhirnya sadar dan mencabut dukungan dan pengakuan pada negara boneka yang ada di Kamp Tindouf, Aljazair itu. SMC