Ayah Mohcine Fikri tidak ingin kematian anaknya menjadi pemicu kerusuhan sosial terlebih di saat MAroko sedang bersiap-siap menjadi tuan rumah Pertemuan Para Pihak ke-22 Konvensi Perubahan Iklim PBB atau COP22 di Marrakesh, pekan depan.
Pernyataan ayah Mohcine Fikri itu disampaikan dalam interview dengan Hespress dan France 24, dan videonya tersebar luas melalui Youtube.
"Saya ingin menegaskan disini, bahwa saya tidak ingin kematian anak saya menjadi pemicu kerusuhan sipil, terutama ketika Maroko menjadi tuan rumah COP22 beberapa hari lagi. Terutama karena Maroko adalah kasus khusus di kawasan yang tidak stabil," ujarnya.
Menurutnya, gelombang demonstrasi yang terjadi di banyak tempat di Maroko menyusul kematian Mohcine Fikri adalah tindakan yang spontan.
"Anak saya mati di truk sampah dengan cara yang menyedihkan. Dia digiling di truk sampah," katanya lagi.
Ayah Mochine Fikri mengatakan, dia dan keluarga percaya dengan komite khusus yang dibentuk atas perintah Raja Muhammad VI untuk menyelidiki kejadian ini.
"Kami ingin agar siapapun yang terlibat ditahan dan bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Kami tidak ingin orang-orang yang tidak bersalah ditahan dalam hal ini," sambungnya.
"Kami mendapatkan jaminan dari otoritas tertinggi di Kerajaan ini bahwa investigasi berlangsung adil dan tidak berpihak," demikian dikatakannya lagi. [dem]