ABDELILAH Benkirane diberhentikan dari posisi sebagai Perdana Menteri Maroko. Dia gagal membentuk pemerintahan baru setelah partai yang dipimpinnya, Partai Keadilan dan Pembangunan, memenangkan pemilihan umum Oktober tahun lalu.
Pencoporan Benkirane dilakukan Raja Muhammad yang baru kembali dari serangkaian kunjungan ke negara-negara sahabat.
Keputusan Raja Muhammad itu diumumkan pihak Kerajaan hari Kamis (16/3).
Raja Muhammad VI menunjuk Benkirane sebagai Perdana Menteri hanya 48 jam setelah hasil pemilihan umum tanggal 7 Oktober 2016 diumumkan. Hal itu dilakukan Raja Muhammad untuk memberi kesempatan agar Perdana Menteri dapat bergerak cepat membentuk pemerintahan baru di Maroko.
Setelah mencopot Benkirane, Raja Muhammad akan memilih figur baru dari Partai Keadilan dan Pembangunan sebagai Perdana Menteri.
“Berdasarkan hak prerogatif konstitusional yang dimiliki Raja, sebagai penjamin Konstitusi dan fungsi yang baik dari lembaga, dan pembela kepentingan tertinggi bangsa dan warga negara, dan dengan kepedulian untuk mengatasi kebuntuan, Yang Mulia Raja telah memutuskan untuk menunjuk tokoh politik lain dari Partai Keadilan dan Pembangunan sebagai Kepala Pemerintahan yang baru,” tulis pihak Kerajaan.
Disebutkan dalam keterangan itu, bahwa Raja memutuskan hal itu di antara pilihan-pilihan lainnya yang diberikan kepadanya berdasarkan semangat Konstitusi. Raja juga berkepentingan untuk menjaga konsolidasi demokrasi dan melestarikan prestasi politik yang dibuat seluruh lapisan masyarakat Maroko.
Juga disebutkan bahwa Raja Muhammad VI akan segera menerima tokoh baru itu dan akan memberikan instruksi kepadanya untuk membentuk pemerintah baru.
Pada bagian lain disebutkan bahwa Raja Muhammad VI memuji rasa tanggung jawab yang tinggi dan patriotisme yang tulus yang ditunjukkan oleh Abdelilah Benkirane selama memimpin pemerintahan Maroko. SMC