PERWAKILAN Tetap Maroko dan Kuba di Markas PBB di New York, telah menandatangani kesepakatan menjalin kembali hubungan diplomatik kedua negara.
Keputusan ini adalah buah dari perjalanan yang dilakukan Raja Muhammad VI ke Havana beberapa pekan lalu.
Menurut Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Maroko, kesepakan menjalin hubungan diplomatik ditandatangani hari Jumat (21/4).
“Sejalan dengan Instruksi Tinggi Yang Mulia Raja Muhammad VI, pada hari Jumat (21/4), Maroko membangun kembali hubungan dengan Kuba,” tulis keterangan itu.
Disebutkan bahwa kedua negara akan saling menukar Dutabesar.
Kunjungan Raja Muhammad VI ke Kuba dua pekan lalu adalah yang pertama sejak dia dinobatkan sebagai raja pada tahun 1999. Bahkan, itu adalah kunjungan pertama Raja Maroko ke Kuba yang tercatat dalam sejarah. Kunjungan ke Kuba itu merupakan kunjungan pribad untuk menghabiskan liburan.
Hubungan Maroko dan Kuba memburuk pada era 1960an setelah Kuba memutuskan mendukung Aljazair dalam Perang Pasir (1963) antara Maroko dan Kuba.
Pada pertengahan 1970an, Kuba kembali memilih berpihak pada Aljazair yang mendukung gerakan separatis di Sahara Barat.
Lalu di era 1980an, Kuba mengakui dan memberikan dukungan pada Polisario dan negara boneka yang mereka dirikan bersama Aljazair.
Selama empat dekade terakhir, Kuba memberikan kesempatan kepada pemuda-pemuda yang dibesarkan di Kamp Tindouf untuk mendapatkan pelatikan di negeri itu.
Perbaikan hubungan diplomatik Maroko dan Kuba dinilai sementara kalangan sebagai keberhasilan diplomasi Raja Muhammad, dan di saat bersamaan merupakan kekalahan besar Polisario dan Aljazair.
Kuba selama ini dikenal sebagai pendukung Polisario yang berdiri di barisan terdepan di PBB. SMC