PENGUNGSI Sahara di kamp Tindouf di Aljazair yang dikuasai Polisario hidup dalam penindasan dan tidak memiliki kebebasan untuk mengutarakan pendapat atau untuk meninggalkan kamp itu.
Demikian disampaikan Mustapha Salma di akun Facebook miliknya, akhir pekan lalu. Pernyataan Mustapha Salma ini disampaikan untuk menyambut kunjungan Utusan Sekjen PBB untuk Sahara Barat, Horst Kohler di kawasan itu.
Mustapha Salma adalah mantan kepala polisi Polisario. Tahun 2010 lalu ia melarikan diri dari kamp Tindouf. Sebelum melarikan diri, dia sempat ditahan dan mengalami penyiksaan.
Pasalnya, Mustapha Salma meminta agar pimpinan Polisario melakukan pembicaraan damai dengan Kerajaan Maroko. Permintaan ini disampaikan Mustapha setelah ia kembali ke tanah kelahirannya di Smara, Maroko, bulan Agustus 2010. Saat itu Mustapha Salma mengatakan, Sahara Barat yang berada di selatan Maroko mengalami perkembangan yang berarti.
Dalam pernyataan di akun Facebook miliknya, Mustapha Salma merujuk antara lain kasus pembunuhan seorang pemuda berusia 30 tahun, Brahim Ould Salek Ould Breika, di penjara D’Heiby di selatan Tindouf, Aljazair. Sampai hari ini, kata Mustapha, keluarga Brahim tidak diizinkan melihat jenazahnya.
"Tidak ada pengadilan untuk orang-orang Sahrawi yang dianggap menjadi musuh politik," kata Mustapha.
"Front Polisario yang menguasai orang Sahrawi, memerangi siapapun yang tidak setuju dengan mereka... Mereka dikubur secara rahasia," tambahnya.
Mustapha juga mengatakan, dukungan yang diberikan Aljazair untuk Polisario menghambat pembicaraan damai dan reunifikasi orang-orang Sahrawi dengan Kerajaan Maroko.
Kunjungan Kohler ke kawasan itu dilakukan menyusul pelanggaran yang dilakukan Polisario pada tanggal 20 Mei lalu di Tifariti, sebelah timur tembok pertahanan Maroko. Ketika itu Polisario merayakan apa yang mereka sebut sebagai peringatan 45 tahun perlawanan terhadap Maroko.
Padahal sebelumnya, pada 27 April, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi baru mengenai Sahara Barat yang isinya antara lain meminta agar Polisario mengurangi aksi kekerasan.
Kohler juga dijadwalkan berkunjung ke Tindouf bulan depan. [SMC]