Maroko berupaya untuk memperluas program perlindungan sosialnya agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Pada Rabu (14/4), Raja Mohammed VI dari Maroko memimpin upacara peluncuran proyek generalisasi perlindungan sosial di Istana Kerajaan Fez.

Proyek ini diharapkan dapat memberikan jaminan perlindungan sosial pada pekerja non-formal, seperti petani, pengrajin, hingga pedagang untuk tahap pertama.

Sementara tahap kedua akan menyasar lebih luas, dengan target semua warga negara.

Menteri Reformasi Ekonomi, Keuangan dan Administrasi, Mohamed Benchaaboun mengatakan, proyek tersebut sesuai dengan pedoman yang diberikan raja pada Pidato Hari Takhta dan pidato pembukaan legislatif 2020.

"Proyek kemasyarakatan ini, yang mendapat tindak lanjut dan perhatian khusus dari Yang Mulia, adalah revolusi sosial yang nyata, karena akan memiliki efek langsung dan nyata pada peningkatan kondisi kehidupan warga dan menjaga martabat semua orang Maroko, sambil berkontribusi pada mengintegrasikan sektor informal," jelas Benchaaboun, seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi pada Kamis (15/4).

Bechaaboun menjelaskan proyek itu akan diimplementasikan secara bertahap. Dimulai dengan memperluas basis penerima manfaat Skema Bantuan Medis selama 2021 hingga 2022, dengan target tambahan 22 juta orang.

Tahap kedua dilakukan pada 2023 hingga 2024, yang memungkinkan rumah tangga untuk mendapatkan manfaat dari perlindungan sosial.

Sementara tahap ketiga pada 2025 ditujukan pada orang-orang yang pensiun dari kategori wiraswasta. Tahap terakhir sendiri akan mencakup siapa pun.

Selain meresmikan proyek tersebut, Raja Mohammed VI juga memimpin penandatangan tiga perjanjian kerangka kerja tentang generalisasi asuransi kesehatan wajib dasar untuk kategori profesional dan wiraswasta, serta orang yang tidak digaji. []