SMC. Usul otonomi khusus yang diajukan Kerajaan Maroko untuk menyelesaikan sengketa Sahara Barat disambut baik pemerintah Jepang.
Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa mengatakan bahwa posisi negaranya konstan mendukung upaya serius dan kredibel Maroko dalam menangani konflik Sahara.
"Jepang menyambut baik upaya serius dan kredibel Maroko dalam kerangka inisiatif otonomi untuk menyelesaikan masalah Sahara Maroko," ungkapnya kepada Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Afrika, dan Ekspatriat Maroko, Nasser Bourita saat bertemu di Tokyo pada Sabtu (1/6) seperti diberitakan RMOL.id.
Menlu Maroko menyambut baik posisi Jepang terhadap inisiatif otonomi Maroko yang disampaikan pada tanggal 11 April 2007 kepada Sekretaris Jenderal PBB.
Maroko telah menguasai Sahara sejak pertengahan tahun 1970-an ketika Spanyol meninggalkan kekuasaan kolonialnya. Untuk meredakan konflik, Rabat menawarkan otonomi Sahara Barat di bawah kedaulatannya.
Konflik Maroko dengan Polisario terhenti pada tahun 1991 dengan gencatan senjata yang didukung PBB, mencakup rencana referendum untuk menyelesaikan status Sahara Barat.
Namun, aturan referendum tidak pernah disepakati dan PBB tidak lagi menganggapnya sebagai sebuah pilihan, melainkan menyerukan para pihak untuk menunjukkan kompromi dan berupaya mencapai solusi yang dapat diterima bersama.
Maroko telah mengumpulkan dukungan untuk rencana otonominya dari negara-negara barat, sejak Amerika Serikat mengakui kedaulatan Rabat atas wilayah tersebut pada tahun 2020.