Sahara

Prancis Dukung Otonomi Khusus Sahara, Teguh Santosa: Langkah Konstruktif Menuju Perdamaian

KOMENTAR
post image
Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko Teguh Santosa di depan Hotel Bavaro Beach di Dakhla, Sahara Maroko, tempat ia menginap dalam kunjungan beberapa waktu lalu.

SMC. Dukungan Prancis pada proposal otonomi khusus yang diajukan Maroko untuk mengakhiri konflik Sahara mematahkan hati Aljazair. Kekecewaan Aljazair itu terlihat dalam pernyataan keras yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Aljazair, hari Kamis (25/7) seperti dikutip dari Afropages.fr.

Kemlu Aljazair menilai dukungan Prancis itu sebagai keputusan yang tidak terduga, tidak tepat dan kontraproduktif. Keputusan Prancis itu, menurut Aljazair, merupakan kalkulasi politik apriori yang patut dipertanyakan.

Kemlu Aljazair juga mengatakan, keputusan Prancis ini tidak membantu menyatukan kondisi untuk penyelesaian damai masalah Sahara Barat.

Disebutkan dalam berita itu, bahwa keputusan Prancis mengakui proposal otonomi khusus Maroko telah dikomunikasikan pemerintah Prancis kepada pemerintah Aljazair beberapa hari lalu.

Penyelesaian Damai Lebih Baik

Pengakuan Prancis atas proposal yang disampaikan Maroko disambut baik salah seorang pemetisi masalah Sahara Barat di PBB, Teguh Santosa dari Indonesia. Dosen hubungan internasional dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Jakarta yang telah tiga kali menyampaikan pandangannya di Komisi IV Majelis Umum PBB mengenai sengketa Sahara Barat mengatakan, sikap Prancis ini adalah langkah konstruktif dan positif bagi upaya penyelesaian masalah secara damai.

“Sikap Prancis ini adalah modal besar bagi penyelesaian masalah Sahara Barat," ujar Teguh Santosa dalam keterangan.

Teguh juga mengapresiasi pernyataan sebelumnya yang disampaikan Duta Besar Amerika Serikat untuk Aljazair, Elizabeth Moore Aubin, yang menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat pada proposal damai dari Maroko.

"Dubes Aubin menegaskan bahwa pengakuan Amerika Serikat atas hak Maroko terhadap kawasan yang disengketakan merupakan pengakuan pada fakta sejarah,” sambungnya.

Teguh yang pekan lalu mengunjungi kota Dakhla di Sahara mengatakan, dirinya semakin yakin pembicaraan damai mengenai status Sahara akan menemui titik akhir.

"Melihat perkembangan di Dakhla dan wilayah selatan Maroko, saya semakin yakin Maroko sangat serius dengan proposal otonomi khusus yang sejak lama mereka tawarkan untuk menyelesaikan sengketa," ujar Teguh.  

 

Foto Lainnya

Macron: Otonomi Khusus Kerangka Kerja untuk Selesaikan Sengketa Sahara

Sebelumnya

Dukung Maroko, Ekuador Berhenti Akui Front Polisario

Berikutnya

Artikel Sahara