SMC. Kerajaan Maroko mencatat sejumlah keberhasilan sepanjang 2,5 dasawarsa terakhir, setelah Raja Mohammed VI naik tahta tahun 1999. Keberhasilan itu antara lain melalui reformasi politik yang mampu memperkuat identitas Maroko. Di bidang ekonomi, Kerajaan Maroko telah meluncurkan berbagai inisiatif dan proyek ekonomi serta program sosial untuk mencapai kohesi sosial dan memungkinkan warga negara memiliki akses pada layanan dasar.
Selain itu, Kerajaan Maroko juga berhasil mengonsolidasikan integritas teritorial negara dan meningkatkan kedudukan Maroko sebagai pemain yang berpengaruh serta mitra yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan di tingkat regional dan internasional.
Demikian antara lain disampaikan Raja Mohammed VI dalam pidato peringatan Hari Tahta, penobatan dirinya sebagai Raja Maroko, Selasa (30/7).
Namun demikian, Raja Mohammed VI mengingatkan, Maroko masih menghadapi sejumlah tantangan yang memerlukan upaya dan kewaspadaan lebih lanjut, serta solusi yang lebih kreatif dan tata kelola yang baik.
“Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini adalah air. Tantangan yang semakin serius akibat kekeringan, dampak perubahan iklim, permintaan yang terus meningkat secara alami, dan keterlambatan penyelesaian beberapa proyek yang direncanakan sebagai bagian dari kebijakan air kita. Kekeringan selama enam tahun berturut-turut telah berdampak besar pada cadangan air dan air tanah, membuat situasi air semakin rapuh dan kompleks,” ujar Raja Mohammed VI.
Untuk mengatasi situasi ini, yang dialami banyak daerah, terutama di daerah pedesaan, Raja Mohammed VI mengatakan, telah menginstruksikan pihak berwenang terkait mengambil langkah-langkah inovatif yang mendesak guna menghindari kekurangan air.
“Saya mendesak agar semua komponen Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Air Irigasi 2020-2027 dilaksanakan secara optimal, yang dengan Rahmat Yang Maha Kuasa telah memberikan kontribusi untuk mengurangi keparahan situasi air. Mengingat kebutuhan yang terus meningkat dan berbagai kendala dalam hal ini, saya ingin menekankan pemutakhiran mekanisme kebijakan air nasional secara berkala, dan penetapan tujuan strategis, yaitu menyediakan air minum bagi seluruh warga negara, dan memobilisasi setidaknya 80 persen air irigasi yang dibutuhkan, di seluruh wilayah nasional,” urai Raja Mohammed VI lagi.
Dia menambahkan, program pembangunan bendungan perlu dituntaskan dan memprioritaskan bendungan yang direncanakan di wilayah yang menerima curah hujan yang signifikan.
Sejalan dengan visi yang ambisius, proaktif, dan strategis, Raja Mohammed VI juga merekomendasikan percepatan penyelesaian proyek berskala besar untuk pengalihan antar-cekungan, dari cekungan Oued Laou dan Loukkos ke cekungan Oum Er-Rbia, melalui cekungan Sebou dan Bouregreg. Proyek ini memungkinkan mencegah satu miliar meter kubik air hilang ke laut.
Selain itu, proyek-proyek ini akan memungkinkan distribusi sumber daya air nasional yang seimbang di seluruh wilayah. Yang tak kalah penting, kita perlu mempercepat penyelesaian pembangunan pabrik desalinasi air laut, sesuai dengan program yang ditetapkan untuk tujuan ini, yang bertujuan untuk memproduksi lebih dari 1,7 miliar meter kubik per tahun.
“Dengan demikian, pada tahun 2030, Maroko akan memenuhi lebih dari separuh kebutuhan air minumnya berkat pabrik desalinasi ini. Hal ini juga akan memungkinkan pengairan lahan pertanian yang luas, sehingga membantu meningkatkan ketahanan pangan negara tersebut. Contoh kasusnya, dalam hal ini, adalah pabrik desalinasi Casablanca, yang akan menjadi yang terbesar di Afrika, dan yang kedua di dunia yang 100 persen menggunakan energi bersih,” ujar Raja Mohammed VI lagi.
Inovasi dan Investasi Air
Pada bagian lain, Raja Mohammed VI mendesak koordinasi dan konsistensi lebih lanjut antara kebijakan air dan kebijakan pertanian, dan menyerukan penggunaan irigasi tetes di seluruh negeri.
“Dalam konteks yang sama, kita perlu mengadopsi program yang lebih ambisius untuk pengolahan dan penggunaan kembali air guna memastikan air reklamasi dapat berfungsi sebagai sumber penting untuk memenuhi kebutuhan kita di bidang irigasi, industri, dan sebagainya,” ujar Raja Mohammed VI.
Dia juga menekankan perlunya mendorong inovasi dan investasi dalam teknologi pengelolaan air baru. Sehubungan dengan provinsi-provinsi selatan Kerajaan, pabrik desalinasi air yang telah selesai dibangun di sana telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
“Oleh karena itu, saya menyerukan perluasan pabrik Dakhla dan peningkatan kapasitas produksi fasilitas serupa di masa mendatang, dengan mengandalkan potensi signifikan provinsi-provinsi ini untuk produksi energi bersih guna memenuhi kebutuhan penduduk dan sektor-sektor produktif di sana, seperti pertanian, pariwisata, industri, dan sebagainya,” demikian Raja Mohammed VI.